Site icon Lingkar.co

Refocusing Anggaran Covid-19 Masih Menjadi Fokus Pemkab Grobogan

SAMPAIKAN: Plh Bupati Grobogan Sumarsono saat membuka sosialisasi Bansos Keagamaan di Gedung Raptaloka. Senin (5/4). (MUHAMAD ANSORI/LINGKAR.CO)

SAMPAIKAN: Plh Bupati Grobogan Sumarsono saat membuka sosialisasi Bansos Keagamaan di Gedung Raptaloka. Senin (5/4). (MUHAMAD ANSORI/LINGKAR.CO)

GROBOGAN, Lingkar.co – Plh Bupati Grobogan Sumarsono mengatakan, saat ini pemerintah Kabupaten Grobogan masih fokus dalam refocusing anggaran Covid-19.

 “Refocusing adalah kegiatan anggaran pemerintah yang semula digunakan untuk membanguan dipotong untuk penaganan covid-19,” ujar Sumarsono Senin (5/4).

Pihaknya menjelaskan, jika pada tahun 2020 anggaran untuk refocusing sebesar 140 miliar. Sementara untuk tahun 2021, sekitar 88 miliar. 

Baca juga:
Mantan Pemain Timnas Sepak Bola Terjerat Kasus Penipuan

“Di tahun 2020 kemarin kita refocusing 140 miliar, tahun ini kita refocusing lagi, sekitar 88 miliar,” imbuh Sumarsono.

Sumarsono menjelaskan selain pemotongan anggaran oleh pemerintah pusat sebesar 5 persen, untuk penangangan Covid-19 di pemerintah pusat.

Berharap Tidak Ada Lagi Refocusing di Tahun Depan

Pihaknya berharap pada tahun 2022 tidak ada lagi refocusing. Hal tersebut karena anggaran yang kini sangat berkurang untuk penanganan Covid-19.

“Mudah mudahan segera berakhir.  Tahun 2022 yang akan datang kita sudah tidak lagi mengangarkan lagi untuk penaganan Covid-19,” jelas Sumarsono.

Sedang menurutnya pada tahun 2021, Pemkab juga telah mengangarkan bantuan 6 miliar untuk guru-guru keagamaan non formal, Pesantren, Madin, TPQ, dan Sekolah Minggu.

Baca juga:
Panja RUU Larangan Minuman Beralkohol Sepakat Dibentuk

Anggaran ini nantinya untuk masing-masing guru akan mendapatkan 1 juta rupiah, yang mana ada sebanyak 2.421 guru dari lembaga tersebut.

“Sementara data guru-guru lembaga keagamaan non formal, Pesantren Madin, TPQ, Sekolah Minggu di kabupaten tersebut sebanyak 12 ribu guru,” terangnya.

Namun menurut Sumarsono, semua data tersebut yang belum bisa mendapatkan bantuan lantaran karena angaran yang masih kurang.

Akan tetapi menurutnya dari pemerintah provinsi Jawa Tengah memberikan  insentif tiap bulan 100 ribu, yang tiga bulan sekali masuk rekening. (ori/luh)

Baca juga:
Bukit Dermo Jogjakarta Jadi Kawasan Agrowisata

Exit mobile version