Sarwa Sebut Ada Tiga UDD PMI Sudah Terapkan CPOB dan Diakui Kemenkes, Salah Satunya Kota Semarang

Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana saat menghadiri kegiatan rapat koordinasi Korwil Jateng I pada hari ini Selasa (7/7/2025) di UDD PMI Kota Semarang. Foto: /dokumentasi istimewa
Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana saat menghadiri kegiatan rapat koordinasi Korwil Jateng I pada hari ini Selasa (7/7/2025) di UDD PMI Kota Semarang. Foto: /dokumentasi istimewa

Lingkar.co – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Tengah, Sarwa Pramana menyebut bahwa Unit Donor Darah (UDD) PMI Kota Semarang, Solo serta Banyumas sudah menerapkan standar farmasi, yakni Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan bahkan diakui oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sarwa mengatakan PMI Korwil Jateng I meliputi eks karisidenan Semarang dan eks karisidenan Pati. Ada beberapa perwakilan pengurus PMI dari 13 kabupaten/kota yang mengikuti rapat koordinasi sebagai sarana untuk mencapai standar yang sama, baik dalam kompetensi relawan maupun kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan stok darah berkualitas bagi pasien.

“Paguyuban ini mempersempit ruang pada saat terjadi sesuatu saling membantu, baik itu saat bencana maupun terhadap kualitas UDDnya masing-masing se-Jawa Tengah karena secara bertahap UDD ini memperbaiki kualitas infrastruktur yang ada dalam rangka menuju CPOB,” katanya kepada wartawan seusai Rapat PMI Korwil Jateng I di UDD PMI Kota Semarang, Selasa (7/7/2025).

Namun demikian, ia mengaku kualitas produk darah UDD PMI di Jawa Tengah secara umum sudah baik, dan sudah mendapatkan kepercayaan dari semua rumah sakit. “Khusus untuk kota Semarang, Banyumas dan Solo ini sudah CPOB dan standarnya sudah diakui Kemenkes dan PMI pusat,” ungkapnya.

Sehingga, lanjutnya, rapat koordinasi pada hari ini tentang peningkatan kualitas UDD. Selain itu juga untuk persiapan pelatihan Forum Remaja Palang Merah Indonesia (Forpis) di Kudus pada besok pagi.

“Karena relawan PMI ini akan pelatihan besok pagi di Kudus dalam rangka peningkatan kapasitas dan juga pelatihan. Termasuk penggunaan teknologi dalam mitigasi terkait situasi lingkungan yang saat ini internet semua. Pada saat teknologi digunakan tentunya kita harus mengikuti era digitalisasi,” ujarnya

Sementara, Ketua PMI Kota Semarang, Dr. dr. Awal Prasetyo,. M.Kes,. Sp.THT-KL MM(ARS) mengatakan bahwa visi PMI pada periode ini adalah lebih profesional, berkolaborasi dan berkesinambungan. Dengan demikian semua kepengurusan PMI di Jawa Tengah, khususnya Korwil Jateng I ingin memiliki standar yang sama.

“Oleh karena itu kami saling mengisi dan sebagai perwujudan dari tujuan itu, kita lakukan rapat koordinasi,” ujar dia.

Terkait penyetaraan relawan maupun karyawan, Awal menyebut telah dilakukan melalui pertukaran narasumber dalam berbagai kegiatan pelatihan. “Kami sudah melakukan banyak kegiatan untuk meningkatkan kompetensi, kami saling tukar narasumber untuk memperkaya (Pengetahuan dan keterampilan) menuju standarisasi yang sama,” jelasnya.

Terkait pelayanan darah, Awal menegaskan bahwa semua unit donor darah PMI yang ada di Jawa Tengah telah terakreditasi. Untuk itu ia minta semua pihak yang memangku kebijakan di rumah sakit agar tidak ragu bermitra dengan UDD PMI.

“Untuk pelayanan darah, sudah semua UDD PMI di Jawa Tengah terakreditasi, jadi untuk para stakeholder jangan ragu-ragu menggunakan UDD PMI sebagai sumber mendapatkan darah yang berkualitas,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat