Selamatkan Masa Depan Anak, PMI Kota Semarang dan ChildFund International Beri Layanan Forest Therapy

Salah satu siswa peserta program Forest Therapy PMI Kota Semarang dan Childfun Internasional. Foto: dokumentasi
Salah satu siswa peserta program Forest Therapy PMI Kota Semarang dan Childfun Internasional. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang bersama ChildFund International di Indonesia secara bertahap mengadakan forest therapy. Kegiatan ini diharapkan dapat menyelamatkan masa depan anak yang mengalami gangguan psikologis.

Ketua PMI Kota Semarang, Dr. dr. Awal Prasetyo, MKes, SpTHT-KL, MM(ARS) mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari program Inovasi Aksi Iklim dari ChildFund International di Indonesia.

Menurut dia, program forest therapy dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental dengan memanfaatkan alam sekitar menggunakan prinsip mindfullness (mindful breathing, mindful walking, tree hugging, silent, earthing and touching)

“Tujuannya, untuk meningkatkan penguatan kesehatan mental masyarakat terdampak perubahan iklim. Juga meningkatkan kekuatan ekonomi dengan pengembangan wisata health tourism,” katanya melalui pesan tertulis, Rabu (4/6/2025).

Ia melanjutkan, program forest therapy menargetkan 250 siswa. Kegiatan berlangsung secara bertahap melalui beberapa sesi. Peserta dibagikan ke dalam beberapa kelompok sesuai permasalahan psikologi mereka. Setiap sesi dalam kegiatan tersebut juga dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan.

PMI telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan screening kesehatan mental semua peserta sebelum mengikuti program. Screening berlangsung dengan metode kuesioner dan wawancara tertutup.

“Hasil screening terhadap 250 siswa menunjukkan ada 3 kategori gangguan psikologis, yaitu kecanduan gadget/adiksi media sosial, trauma, dan kesehatan mental lainnya,” jelasnya.

Ia lantas memaparkan beberapa persoalan psikologis siswa yang perlu mendapatkan terapi agar memiliki kesehatan mental dan terbebas dari kecenderungan masing-masing.

“Ada siswa yang cenderung pendiam, sulit berkonsentrasi, dan memiliki hambatan dalam komunikasi. Ada juga dua siswa yang sahabat dekat, namun keduanya memiliki kecenderungan tidak ingin dipisahkan,” urainya.

“Sebagian besar peserta memiliki kebiasaan bermain gadget cukup lama, terutama untuk menonton TikTok dan bermain game Free Fire, dengan durasi penggunaan lebih dari 6 jam per hari,” sambungnya.

Dalam pelaksanaannya, forest therapy tidak hanya melibatkan tenaga terapis di internal pmi. Namun juga melibatkan Dr. Hendro Prabowo, S.Psi, Terapis Forest Therapy sekaligus Dosen Psikologi Universitas Gunadarma Jakarta, dan Nur Aziz Afandi, S.Psi., M.Si, Terapis Forest Therapy yang juga Dosen Psikologi IAIN Kediri.

“Program ini sangat sejalan dengan visi misi ChildFund International di Indonesia sebagai organisasi yang berdedikasi untuk meningkatkan kesejahteraan anak-anak melalui berbagai program dan layanan. Baik itu program kesehatan, pendidikan maupun perlindungan anak,” jelas Meinrad Indra Cahya, Senior Program Specialist ChildFund International di Indonesia.

Pihaknya mengapresiasi inovasi PMI Kota Semarang dalam kerangka memanusiakan manusia melalui program forest therapy. “Kami bangga bisa bekerja sama dengan PMI Kota Semarang, semoga bisa menekan angka kenakalan anak dan remaja, membawa anak pada masa depan yang cerah dan lebih baik, bebas dari perilaku negatif,’ tuturnya. (*)