Lingkar.co – Soft launching buku “Polri untuk Masyarakat, Transformasi Polri Menuju Indonesia Emas 2045” yang ditulis oleh Ngasiman Djoyonegoro menjadi tanda 79 tahun perjalanan Korps Bhayangkara di NKRI.
Pria yang akrab disapa Simon tersebut mengatakan, pada tahun ini telah disusun Grand Strategy Polri 2025-2045, yang mana dokumen penanda perjalanan Kepolisian Republik Indonesia ini menggambarkan bagaimana masa depan akan dibawa kemana, ketertiban masyarakat, dan penegak hukum di masa lalu dan masa depan.
“Transformasi Polri selalu mengikuti perkembangan zaman dan relevan dengan agenda pembangunan yang dikembangkan oleh presiden terpilih pada setiap periodenya,” katanya, Senin (30/6/2025).
Ia mengatakan, perubahan Polri dapat dilihat pada titik-titik transformasi yang selalu muncul sebagai tanda perubahan pada seetiap zamannya.
“Pada masa awal kemerdekaan, Polri masih berkutat pada penataan kelembagaan yang pada masa itu juga dialami oleh institut lainnya,” imbuhnya.
Menurutnya, perubahan secara signifikan Polri terjadi saat pasca Reformasi 1998, dimana Polri didesain sebagai kelembagaan yang independen dan kewenangannya yang cukup dalam hal pengamanan, ketertiban masyarakat dan penegak hukum.
“Kita dapat lihat, setelah Polri diberikan kewenangan dan independensi kelembagaan, berbagai transformasi tumbuh dan berkembang. Misalnya, ada Pemolisian Masyarakat (Polmas) yang merupakan terjemahan dari community policing, kemudian Pemolisian Demokratis (Democratic Policing), dan terakhir, Pemolisian Elektronic (e-Policing),” jelas Simon.
“Oleh karena itu, adanya Grand Strategy Polri memudahkan untuk merealisasikan gagasan-gagasan besar dalam program dan kegiatan Polri,” imbuhnya.
Selain itu, Simon juga mengapresiasi kepada setiap Kapolri yang terpilih selalu memiliki slogan untuk menyamakan presepsi dan menyatukan langkah sejak awal.
Polri menggunakan slogan “Rastra Sewakotama” yang berarti Abdi Utama bagi Nusa Bangsa. Kemudian Polri menggunakan slogan “Promoter” (Profesional, Modern, dan Terpercaya). Di era Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Polri menggunakan slogan “Presisi” (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi, Berkeadilan).
Dalam hal ini, penulis memberi gambaran bahwa di masa yang akan datang sejumlah konsep untuk penguatan transformasi Polri telah mulai dikembangkan, namun masih membutuhkan pendalaman dan penguatan.
“Polri, misalnya sudah mulai mengembangkan e-Policing, atau pemolisian berbasis elektronik. Di dalamnya ada pengembangan aplikasi, penguatan infrastruktur, peningkatan kualitas SDM, dan seterusnya. Misalnya, program tilang elektronik (ETLE) merupakan inisiatif yang baik dalam e-Policing,” kata Simon.
Simon menuturkan selain, e-Policing, masih banyak sejumlah hal yang perlu dikembangkan lebih lanjut dalam Grand Strategy Polri 2025-2045.
“Ada predictive policing, robotic policing, smart policing, yang pada intinya, transformasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi basis utama,” katanya.
“Yang lebih penting adalah bagaimana meramu, merumuskan indikator keberhasilan, dan mekanisme evaluasi dari pengembangan berbagai konsep tersebut dalam dokumen program dan kegiatan yang dirumuskan Polri,” lanjut Simon.
Terkait dengan tema “Polri untuk Masyarakat,” Simon menyampaikan bahwa tema ini tidak terlepas dari fenomena “No Viral, No Justice” belakangan ini.
Fenomena ini menunjukkan tuntutan publik terhadap kepolisian agar lebih responsif dan melayani.
“Oleh karena itu, saya kira Polri untuk Masyarakat hadir untuk menjawab tantangan itu,” kata Simon.
Polri untuk masyarakat bermakna Polri bekerja untuk Masyarakat. Maka mau tidak mau Polri harus memahami kebutuhan dan karakter masyarakat itu sendiri.
Harus dekat dengan masyarakat agar dapat melakukan pelayanan publik kepolisian yang lebih baik. Karena dukungan masyarakat sangat penting guna mendukung peran Polri Sebagai garda depan penjaga Kamtibmas.
“Melihat perjalanan transformasi Polri, saya kira ‘Polri Untuk Masyarakat’ bukan sekadar slogan, tetapi komitmen nyata dalam menjaga keamanan, ketertiban, serta membantu masyarakat dalam berbagai situasi,” kata Simon.
Polri untuk masyarakat adalah landasan penting keberlanjutan transformasi Polri di masa mendatang. Di satu sisi sebagai wujud implementasi dari “Polri BeyondPresisi,”di sisi lain sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan program “Asta Cita” yang diagendakan oleh Presiden Prabowo.
“Polri untuk Masyarakat” adalah bentuk komitmen Polri untuk terus berpihak kepada masyarakat dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.