Lingkar.co – Belajar bagi sebagian siswa menjadi rutinitas yang endingnya justru bukan menjadi sebuah kebutuhan untuk memperoleh ilmu.
Belajar menjadi sebuah beban yang membuat siswa enggan untuk ke sekolah. Banyaknya tugas yang diberikan guru kepada siswa justru memperparah minat mereka untuk menggali ilmu.
Apalagi jika guru hanya menuntut siswa untuk mengerjakan tugas saja tanpa memberi pemahaman yang utuh apakah tugas yang diberikan bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata atau tidak.
Beberapa siswa SMA menyampaikan bahwa yang membuat mereka senang berangkat sekolah adalah mendapat uang saku dari orang tua.
Waktu yang mereka nantikan saat di sekolah adalah waktu istirahat, jam kosong dan saat pulang sekolah.
Saat di kelas, ada siswa yang terlihat tidak bersemangat selama mengikuti KBM. Saat itulah mereka sering mencuri – curi waktu untuk membuka HP, asyik berselancar bermain game atau konten lain yang lebih menarik ketimbang menyimak dan memerhatikan penjelasan guru di kelas.
Apalagi bapak atau ibu guru menggunakan metode ceramah dan penugasan tanpa variasi metode lain yang lebih menarik.
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya guru killer yang menuntut siswa duduk tenang, tidak boleh berbicara, harus memperhatikan beliau saat mengajar tanpa banyak alasan.
Siswa akan semakin tersiksa dan terpaksa mengikuti pelajaran. Alih-alih siswa bisa memahami materi pelajaran tersebut, siswa justru semakin tidak menyukai dan membenci guru tersebut.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, jumlah mata pelajaran yang harus diikuti siswa SMA sangat beragam Siswa SMA mendapat pelajaran sangat banyak, padahal tidak semua mata pelajaran mereka sukai.
Di kelas X dengan Kurikulum Merdeka, siswa SMA harus belajar Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA (Biologi, Fisika, Kimia), IPA (Sejarah, Sosiologi, Geografi, Ekonomi), Bahasa Inggris, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Informatika, Seni dan Muatan Lokal.
Begitu banyaknya mata pelajaran yang harus mereka serap dan pelajari tentu saja akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi siswa itu sendiri.
Tidak semua siswa mampu menyerap pelajaran. Tidak semua mampu menguasai semua mata pelajaran. Alhasil kualitas pendidikan di Indonesia belum termsuk termasuk kategori terbaik di dunia.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Worldtop20.org, peringkat pendidikan Indonesia pada 2023 berada di urutan ke-67 dari 209 negara di dunia.
Indonesia berdampingan dengan Albania di posisi ke-66 dan Serbia di peringkat ke-68. Ada 20 negara yang masuk dalam peringkat pendidikan terbaik 2023 dan Indonesia tidak masuk di dalamnya.
Jika kita bandingkan dengan Finlandia negara paling bahagia di dunia maka kita akan menemukan bahwa di Finlandia pendidikan sangat disukai siswa.
Sistem pendidikan di Finlandia memiliki beberapa ciri khas:
- Kurikulum yang fleksibel, artinya siswa tidak perlu belajar apa yang tidak mereka sukai atau minati.
- Guru di Finlandia sangat dihormati dan dihargai.
- Fokus pada pembelajaran yang aktif.
- Pendidikan pra-sekolah yang bermutu tinggi.
- Tidak ada ujian nasional.
(https://edumasterprivat.com/pendidikan-finlandia/)
Pendidikan di Finlandia dikenal sebagai sistem pendidikan terbaik di seluruh dunia. Sejak hasil ujian internasional Program Penilaian Pelajar Internasional (PISA) keluar pada tahun 2000, Finlandia mendapat perhatian khusus dari seluruh dunia.
Remaja Finlandia berhasil menempati peringkat pertama bersama dengan Korea Selatan dan Jepang. Pada hasil tersebut, Finlandia menempati peringkat pertama di Literasi Membaca, keempat di Matematika, dan ketiga di Ilmu Alam.[1] Pendidikan berkualitas tersebut bergantung banyak pada kualitas jajaran pendidiknya yang diberikan kebebasan penuh dalam meramu kurikulum dan menentukan metode dan materi belajar-mengajar
Berikut ini adalah beberapa hal yang membuat sistem pendidikan Finlandia sangat membanggakan.
1.Kurikulum yang fleksibel
Di Finlandia, tidak ada ujian nasional dan kurikulum yang fleksibel. Artinya, siswa tidak perlu belajar apa yang tidak mereka sukai atau minati.
Sebagai gantinya, mereka bisa fokus pada bidang yang mereka sukai atau minati. Kurikulum yang fleksibel juga memberi siswa lebih banyak kesempatan untuk mengejar minat mereka di bidang yang berbeda-beda.
2.Guru yang berkualitas
Guru di Finlandia sangat dihormati dan dihargai. Mereka harus memiliki gelar sarjana, dan mereka juga harus melalui seleksi ketat sebelum bisa menjadi guru. Sebagai hasilnya, Finlandia memiliki guru yang berkualitas dan mampu memberikan pengajaran yang bermutu tinggi kepada siswa.
3.Fokus pada pembelajaran yang aktif
Pada Pendidikan Finlandia siswa diajarkan untuk belajar melalui aktivitas dan proyek yang membutuhkan kerjasama. Hal ini membantu siswa untuk membangun keterampilan sosial dan keterampilan lainnya yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, pendekatan pembelajaran yang aktif juga membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi yang dipelajari dengan lebih baik.
4.Pendidikan pra-sekolah yang bermutu tinggi
Di Finlandia, pendidikan pra-sekolah sangat dihargai dan dianggap sangat penting. Setiap anak berhak atas pendidikan pra-sekolah gratis selama satu tahun sebelum memasuki sekolah dasar. Pendidikan pra-sekolah di Finlandia juga memberi siswa kesempatan untuk belajar melalui permainan dan aktivitas yang menyenangkan.
5.Tidak ada ujian nasional
Tidak ada ujian nasional yang dilakukan pada akhir tahun ajaran pada pendidikan Finlandia. Sebagai gantinya, guru memberikan penilaian dan umpan balik secara teratur kepada siswa sepanjang tahun ajaran. Hal ini membantu siswa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk memperbaiki diri.
6.Prioritas pada keseimbangan hidup
Di Finlandia, sekolah tidak hanya fokus pada akademik tetapi juga pada keseimbangan hidup siswa. Oleh karena itu, siswa di Finlandia memiliki waktu luang yang cukup untuk mengejar hobi atau minat mereka. Selain itu, mereka juga diajarkan tentang kesehatan dan kebugaran, sehingga mereka dapat hidup sehat dan aktif.
Dengan demikian, sistem pendidikan Finlandia sangat membanggakan karena fokus pada pengembangan siswa secara keseluruhan, bukan hanya akademik. Begitu juga faktor kurikulum yang fleksibel, guru yang berkualitas, hingga Pendidikan pra sekolahnya membuat ststem Pendidikan mereka merupakan yang terbaik di dunia.
Mari, kita bisa belajar dari negara Finlandia yang mempunyai kurikulum fleksibel. Siswa tidak perlu belajar apa yang tidak mereka sukai atau minati.
Sebagai gantinya, mereka bisa fokus pada bidang yang mereka sukai atau minati. Kurikulum yang fleksibel juga memberi siswa lebih banyak kesempatan untuk mengejar minat mereka di bidang yang berbeda-beda.
Pendekatan pembelajaran yang aktif juga membantu siswa untuk memahami dan mengingat materi yang dipelajari dengan lebih baik.
Sistem pendidikan yang sangat membanggakan karena fokus pada pengembangan siswa secara keseluruhan, bukan hanya akademik.
Jika kita bisa mengadopsi dan menerapkan sistem pendidikan seperti yang dilakukan di Finlandia kita bisa membuat siswa menikmati dan menyenangi belajar.
Siswa merasa belajar adalah sebuah kebutuhan yang harus mereka upayakan dan perjuangkan sebagai bagian hidup yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kehidupan.
Semoga pendidikan di Indonesia menjadi pendidikan yang menyenangkan dan membahagiakan untuk siswa-siswanya.
Para pendidik bisa menjadi guru yang berkualitas yang mampu membawa perubahan pendidikan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Indonesia bisa naik peringkat dan termasuk dalam negara yang mempunyai pendidikan terbaik di dunia.
Penulis : Turini Adi Agustini, S.Pd
Guru Bahasa Indonesia
SMA Negeri 12 Semarang
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps