“Rakyat bisa membeli vaksinnya sendiri, bisa memilih vaksinnya apa, sama seperti beli obat di apotek. Jadi ini akan kita buka pasarnya agar masyarakat bisa memilih membeli booster vaksin,” ujarnya.
Vaksin yang akan diperjual belikan, adalah vaksin jenis booster yang sudah berlisensi izin penggunaan darurat atau EUA dari WHO maupun BPOM RI.
“Kita masih finalisasikan. Vaksinasi tahun depan yang akan menjadi vaksin booster tentu sudah mendapatkan emergency use atau izin pengguna darurat dari WHO,” terangnya.
Dari pemaparannya, ada 93,7 juta jiwa yang akan jadi target vaksin booster berbayar ini. Namun akan ada sebagian golongan yang menerima gratis dari pemerintah karena dikategorikan sebagai Penerima Bantuan Iuran (PBI).
“Bagi kategori PBI akan mendapatkan satu kali booster, Kita juga akan menyuntikan anak-anak yang masuk umur 12 tahun itu ada 4,4 juta disuntik 2 kali itu akan dibayar oleh negara menggunakan APBN,” terangnya.
Alokasi tersebut bersumber dari Kementerian Kesehatan. Kemudian Pemerintah Daerah akan menyalurkannya untuk Masyarakat berkategori Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) Kelas II.
“Kategori PBPU yang selama ini dibayar oleh Pemda, nanti juga akan kita alokasikan dana untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga ini,” jelasnya.
Ketersediaan Obat Terapi Covid
Selain itu, ia juga menjamin adanya ketersediaan stok obat terapi Covid-19.
“Untuk obat-obatan yang langka, kita terus tambah stoknya sehingga mampu sampai akhir September. Bahkan obat-obatan yang sangat butuh seperti Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas,” katanya.
Adapun perkembangan situasi Covid-19 saat ini, Budi menyampaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 menurun drastis. Tadinya kasus aktif harian rata-rata 7ribuan kini hanya menyentuh angka 5 ribu.
“Angka kematian juga turun drastis, terakhir angka kematian harian ada di angka 270 rata-ratanya, juga sekitar 460. Dibandingkan di masa puncaknya yang mencapai 2000 ini sudah jauh,” jelasnya.
Penulis: Rezanda Akbar D.
Editor: Nadin Himaya