Tak Setuju Kirim Anak Nakal ke Barak Militer, Hindun Anisah Tegaskan Pesantren Solusi Pendidikan Karakter

Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Hindun Anisah. Foto: istimewa
Anggota DPR RI dari Fraksi PKB, Hindun Anisah. Foto: istimewa

Lingkar.co – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Hindun Anisah tidak setuju dengan wacana anak nakal dikirim ke barak militer. Hindun menegaskan bahwa solusi terbaik untuk pendidikan karakter adalah pesantren.

Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Hasyim Asy’ari Bangsri, Jepara, Jawa Tengah ini mengingatkan, pesantren miliki banyak keunggulan dalam mendidik anak menjadi seorang dengan pribadi yang baik, dan berakhlak mulia sesuai dengan tuntunan agama.

Aktivis perempuan ini tetap meyakini bahwa sampai sejauh ini pembentukan karakter bagi generasi bangsa adalah melalui pendidikan di pesantren. Baginya, dengan kedisiplinan dan intensitas interaksi antara santri dan pengasuh menjadi faktor penting dalam pendidikan karakter.

“Bagi generasi bangsa ini, yang masih representatif adalah pola pendidikan pesantren. Para santri punya waktu memadai dalam menempuh pendidikan sekaligus berinteraksi secara intens,” kata Hindun dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (17/5/2025).

Ia juga menegaskan bahwa selama ini pendidikan di pesantren juga membawa misi pendidikan kebangsaan dengan tujuan peningkatan kecintaan terhadap tanah air. Sehingga jiwa nasionalisme terus selalu didengungkan sebagaimana catatan sejarah perjuangan ulama Indonesia melawan penjajah.

“Faktor historis pesantren sebagai salah satu medan perlawanan terhadap kolonialisme menjadi bukti sejarah yang selalu digelorakan kepada para santri,” tandasnya.

Untuk itu, ia mengkritisi ide pengiriman anak nakal ke barak militer kurang efektif. Pasalnya, kata Hindun, kurun waktu di barak militer tak memadai. Apalagi kalau hanya ditekankan pendidikan fisik.

“Pendidikan karakter dan kedisiplinan itu bukan proses instan yang hanya mingguan atau bulanan saja. Apalagi fokusnya soal kedisiplinan dengan hukuman bersifat fisik. Risikonya, setelah selesai dari barak, keluar berpotensi kambuh lagi,” pungkasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat