KUDUS, Lingkar.co – Ketua DPRD Kudus, Masan turut mendampingi Bupati Kudus HM Hartopo dalam melakukan sidak atau pengecekan Talud yang retak di samping Jembatan Tanggulangin, Jati Wetan Kudus pada Rabu, 2 November 2022.
Sidak tersebut untuk mengetahui kondisi secara langsung sejauh mana kerusakan talud yang retak. Selain itu untuk mengetahui upaya darurat yang Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk mengatasi keretakan tersebut.
Turut mendampingi Kepala BPBD Kabupaten Kudus Mundir, Kepala Dinas PUPR Kudus Arief Budi Siswanto, dan Pemerintah Desa Jati Wetan.
Ketua DPRD Kudus, Masan mengimbau Dinas PUPR dan stakeholder terkait untuk segera mengambil langkah sigap guna meminimalisir kerusakan yang parah.

Pihaknya pun telah menyiapkan anggaran melalui Dinas PUPR. Selain itu, ada juga dari CSR PT Pura Group untuk memperbaiki keretakan talud yang berkisar 20 meteran sebagai langkah darurat.
“Kerusakan ini memang harus segera diperiksa. Pemkab Kudus harus bisa ambil langkah sigap, karena kalau dibiarkan terus dikhawatirkan akan melebar lagi keretakannya,” kata Masan.
Meskipun demikian, pihaknya akan tetap berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Jawa Tengah terkait penanganan yang terbaik. Hal tersebut guna mengatasi kerusakan pada Talut di Jembatan Tanggulangin Jati Wetan ini.
Untuk memperbaiki kerusakan sementara, Dinas PUPR akan menganggarkan dana sebesar Rp 26 juta. Di mana untuk memperbaiki kerusakan pada talud yang retak cukup lebar sekitar 20 meteran.
Pihaknya pun berharap, BBWS dapat segera mengambil langkah dan saling berkoordinasi dengan Pemkab Kudus. Terutama dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana sungai di Jembatan Tanggulangin Jati Wetan.
Sementara itu, Bupati Kudus HM Hartopo yang turut melakukan croscek langsung ke lokasi menilai, perbaikan-perbaikan selama ini kurang efektif. Hal ini karena menurutnya, hanya tambalan dengan semen tanpa adanya selup di bawah talud.
Hal tersebut menurutnya tidak efektif karena konstruksi tanpa selup tidak akan bertahan lama. Sebab tanah yang terus bergerak dan hantaman aliran air sungai.
Oleh karena itu, Bupati Hartopo mengusulkan kepada BBWS untuk segera menangani kerusakan Talud ini. Selain itu, juga agar menambahkan selup di bawah talud sebagai penguat talud.
Guna melakukan normalisasi sungai dan tanggap darurat kerusakan ini, pihaknya meminta dinas terkait untuk langsung memperbaiki kerusakan dengan segera.
“Besok harus ada upaya perbaikan. Kalau langkah darurat mungkin besok cuma yang retak saja. Terus untuk pompa sudah kita anggarkan tiga pompa air untuk normalisasi genangan air,” jelasnya.
Bupati Hartopo berharap, BBWS akan segera memperbaiki kerusakan Talud dengan anggaran rutinnya. Serta meningkatkan kualitas perbaikannya dengan penambahan selup dan pembongkaran semua kontruksi yang kurang baik.
“Dari awal kita harus sigap terhadap tanggap bencana, bagaimana Kepala Desa, wilayah, camat hingga BPBD harus bisa tanggap bencana, menciptakan rutinitas seperti itu untuk upaya pencegahan dan mitigasi bencana,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto berharap ada perbaikan dari pihak BBWS Jateng dalam rangka mengantisipasi timbulnya bencana akibat keretakan Talud Jembatan Tanggulangin.
Pasalnya menurutnya, dengan ketinggian volume sungai yang lebih tinggi daripada rumah warga dan dengan keretakan itu, akan membahayakan masyarakat setempat.
“Padahal ini baru ada perbaikan tiga bulan lalu, tapi sudah retak lagi, tadi pagi sampai selebar itu. Tentu sangat bahaya bagi warga kami. Kami harap segera ada penanganan oleh BBWS karena tanah di sini terus bergerak, dan aliran sungai juga langsung menghantam talud, khawatir bisa lebih parah jika membiarkannya,” tandasnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)