Site icon Lingkar.co

Teken MoU Dengan Kemnaker, DMI Siapkan Masjid Jadi Pusat Pelatihan Kerja

Sekjen DMI, Rahmat Hidayat dan Menaker Yassierli menunjukkan dokumen MoU yang telah mereka tandatangani bersama. Foto: dokumentasi

Sekjen DMI, Rahmat Hidayat dan Menaker Yassierli menunjukkan dokumen MoU yang telah mereka tandatangani bersama. Foto: dokumentasi

Lingkar.co – Dewan Masjid Indonesia (DMI) terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pemberdayaan masjid, salah satunya menjalin kerja sama strategis dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker)

Penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama. Kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemnaker, Cris Kuntadi, didampingi Sekretaris Jenderal DMI, Rahmat Hidayat. Momen penting ini berlangsung dalam rangkaian acara Rapat Kerja Nasional dan Halalbihalal DMI yang mengusung tema “Sinergi Umat dan Masjid Mewujudkan Kemakmuran Bangsa”.

Melansir dari laman resmi Dewan Masjid Indonesia, Rabu (21/5/2025), Sekretaris Jenderal DMI, Rahmat Hidayat mengatakan, kerja sama ini bertujuan untuk menyinergikan program-program bidang ketenagakerjaan yang berbasis masjid, guna mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia Indonesia.

Ia yakin bahwa masjid memiliki potensi besar untuk menjadi bagian integral dari solusi peningkatan produktivitas tenaga kerja Indonesia. Rahmat menyoroti bahwa tingkat produktivitas tenaga kerja nasional saat ini masih berada di bawah rata-rata negara-negara ASEAN, sehingga upaya peningkatan secara komprehensif mutlak diperlukan.

Rahmat melanjutkan, kolaborasi dengan Kemnaker ini diharapkan dapat memperkuat kapasitas dan kualitas program pelatihan yang diselenggarakan di masjid, baik dari aspek hard skill (keterampilan teknis) maupun soft skill (keterampilan non-teknis). “Pengembangan soft skill yang baik dan berintegritas merupakan salah satu peran krusial masjid dalam membentuk masyarakat yang berdaya saing dan mandiri,” pungkasnya.

Melalui sinergi ini, Kemnaker dan DMI berkomitmen untuk mendorong penguatan soft skill dan hard skill berbasis masjid, demi mewujudkan tenaga kerja Indonesia yang unggul dan produktif, serta berkontribusi nyata bagi kemakmuran bangsa.

Sementara, Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, dalam sambutannya menekankan perlunya transformasi peran masjid di era modern. Menurutnya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai pusat ibadah dan pembinaan keimanan serta ketakwaan, tetapi juga harus berevolusi menjadi episentrum pengembangan masyarakat yang produktif dan kontributif bagi kemajuan bangsa.

“Kami berharap masjid-masjid besar di seluruh Indonesia dapat memiliki pusat pelatihan vokasi yang modern,” ujar Yassierli. “Pelatihan ini hendaknya fokus pada pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan, termasuk pemanfaatan teknologi digital.”

Lebih lanjut, Yassierli menegaskan bahwa masjid harus mengambil peran aktif dalam pemberdayaan ekonomi umat. “Masjid tidak hanya berbicara tentang iman dan takwa, tetapi juga harus menanamkan mindset dan kompetensi ekonomi, sehingga memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional,” imbuhnya.

Editor: Ahmad Rifqi Hidayat

Exit mobile version