Jateng, Lingkar.co – Tradisi Kalang ObongTradisi Kalang Obong di era ini terancam punah. Padahal, tradisi ini sudah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional (WBTBN).
Komunitas Kendal Heritage dan Pelataran Sastra Kaliwungu berupaya mendokumentasikan tradisi Kalang Obong agar generasi di masa depan masih bisa mengetahui.
Salah satu pegiat tradisi Kendal, Yusril Mirza mengatakan, Kalang Obong menjadi tradisi yang sudah dijalankan masyarakat Kalang di Kendal sejak ratusan tahun lalu. Tradisi itu berisi daur hidup pasca kematian.
Tradisi Kalang diyakini sebagai cara melancarkan orang yang telah meninggal dunia menghadap Tuhan. Praktiknya, semua harta yang dimiliki dibakar setelah 7 hati kematian dengan maksud sebagai bekal menuju ke surga.
“Segala prosesi tradisi ini harus dilakukan oleh Dukun Kalang. Dan sekarang keberadannya sulit ditemukan,” kata Yusril di Rumah Sastra, Desa Plantaran Kaliwungu Selatan, Jumat (1/12/2023).
Yusril lantas menerangkan, Dukun Kalang ialah perempuan yang berasal dari keturunan pemuka ritual sebelumnya. Ia bertugas melestarikan tradisi Kalang secara turun temurun di wilayah tersebut.
Karenanya, Founder Kendal Heritage ini menyayangkan jika tradisi ini harus punah. Lantaran memiliki berbagai nilai penting termasuk mantra yang digunakan.
“Karenanya kami berupaya mendokumentasikan tradisi ini. Sebagai wujud pelestarian warisan budaya di Kendal untuk generasi muda,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan pegiat Komunitas Pelataran Sastra Kaliwungu (PSK), Bahrul Ulum. Menurutnya,, mantra pada prosesi Kalang Obong menjadi tradisi sastra lisan yang harus dilestarikan. Oleh karena itu pihaknya juga turut berupaya menyelamatkan warisan budaya Kalang Obong
“Mantra di tradisi ini memperkuat narasi nilai penting Kalang Obong yang berstatus WBTBN,” ujarnya.
Bahrul berharap, dokumentasi mantra tradisi ini bisa secara khusus menjadi WBTBN tersendiri. Selain itu, ia juga ingin tradisi di Kendal bisa dikenal masyarakat lebih luas.
“Semoga upaya kami membuat tradisi ini tetap lestari. Dan rencananya dokumenter yang kami lakukan akan disiarkan pada 9 Desember nanti,” pungkasnya. (*)
Penulis: Wahyudi
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps