Lingkar.co – Banjir yang melanda Kabupaten Kendal sejak tanggal 20 januari lalu , meninggalkan dampak yang cukup serius bagi SMP Ngeri 2 Patebon, Kendal.
Hingga saat ini, sekolah masih berupaya membersihkan sisa-sisa lumpur dan genangan air yang ada di dalam maupun luar kelas. Bahkan sekolah diliburkan dan belajar di rumah melalui daring.
Kepala SMP Negeri 2 Patebon, Kuncoro Pujiwarto mengatakan, bahwa pihak sekolah telah berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan pihak terkait untuk mencari solusi agar banjir tidak kembali terjadi.
“Pada saat kejadian banjir setinggi dua meter, karena derasnya air penjaga sekolah tidak sempat menyelamatkan barang, selain arus deras juga saat itu listrik padam sehingga penjaga berupaya menyelamatkan dirinya sendiri,” katanya, Selasa (4/2/2025).
Pihanknya menyampaikan, saat ini sekolah sudah berkoordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten kendal terkait dokumen yang rusak dan terendam lumpur.
“Untuk mebel 60 persen yang masih bisa dipakai sedangkan alat elektronik tidak ada yang bisa dipakai karena terendam banjir selama satu minggu dan bercampur lumpur,” bebernya.
Lanjutnya, saat ini lumpur masih memenuhi di beberapa ruang kelas, namun secara periodik siswa gotong royong membersihkan lumpur dalam kelas. Saat ini ketebalan lumpur masih bervariasi antara 10 sampai 30 sentimeter. Namun yang berada di dalam kelas sudah banyak yang dibersihkan tinggal beberapa kelas yang belum.
“Awal masuk itu air setinggi dua meter, karena derasnya arus makan tidak ada yang bisa di selamatkan apalagi pas malam hari, tapi tidak bisa membayangkan jika terjadi pagi hari anak anak masih belajar seperti apa jadinya, sekalipun semua peralartan dan sarpras sekolah rusak nmaun tidak ada korban jiwa,” jelas Kuncoro
Lebih lanjut, para guru dan siswa saat ini bekerja sama membersihkan ruang kelas agar kegiatan belajar mengajar bisa segera kembali normal. Sementara itu, pihak sekolah juga berharap adanya bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat untuk mempercepat pemulihan kondisi sekolah.
Sementara itu, salah satu siswa kelas 9 yang ikut membersihkan ruang kelas, Nafis Hama Falah berharap tidak ada banjir lagi, sehingga proses belajar bisa kembali normal.
“Sebenarnya juga tidak mau sekolahnya kebanjiran hampir tiga tahun sekolah di sini baru kali ini sekolahnya kebanjiran, ini di jadwal giliran untuk membersihkan kelas, yang tidak dapat giliran membersihkan kelas tetap belajar di rumah melalui daring,” jelas Nafis.
Disisi lain, Sekretaris Disdik Kabupaten Kendal, Sulardi menyatakan, bahwa untuk sementara siswa tetap belajar dari rumah melalui sistem daring. Pihaknya juga akan meminta bantuan dari pemerintah provinsi jawa tengah untuk mengganti mebel dan perlengkapan sekolah yang rusak.
“Dampak dari banjir menyisakan masalah ada 54 sekolah yang terendam banjir di kabupaten kendal, namun sampai hari ini masih ada dua sekolah yang belum selesai di bersihkan seperti SMP N2 Paterbon dan SD Kebonharjo 2 Patebon. Saat ini siswa tetap belajar melalui daring di rumah amsing masing,” jelas Sulardi.
Dengan kondisi saat ini, pihak sekolah dan masyarakat setempat terus berupaya mempercepat proses pembersihan agar kegiatan belajar mengajar dapat kembali normal secepatnya.
Pihaknya juga selalu memantau sekolah yang masih terdampak banjir tadinya ada 54 sekolah yang terendam banjir tinggal dua sekolah yang sampai saat ini belum selesai pembersihan yakni SMP Negeri 2 Patebon dan SD Negeri 2 Kebonharjo.
Dinas juga akan berupaya untuk mencarikan bantuan provinsi terkait dengan mebeler maupun kebutuhan sekolah lainya. Sementara untuk siswa yang terdampak di SMP 2 Patebon ada sekitar 200 siswa nantinya akan dibantu Baznas terkait kebutuhan sekolah seperti tas ,sepatu, buku tulis dan bolpoin.
Penulis : Wahyudi
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps