KUDUS, Lingkar.co – Wanda Chamidah menganggap tanaman hidroponik adalah sesuatu yang unik karena tidak menggunakan media tanah. Kecintaannya terhadap alam mengantarkannya kepada bisnis tanaman hidroponik. Ia mengembangkan bisnis ini sejak tahun 2019, dan masih konsisten hingga sekarang.
Hal yang mendasari Wanda untuk melakukan budidaya hidroponik karena kepeduliannya terhadap kesehatan masyarakat di daerahnya. Ia memandang, kebutuhan masyarakat akan sayur segar nan sehat semakin meningkat. Sehingga ia berpikir, hidroponik dapat menjadi alternatif untuk menanam sayuran dengan hasil yang segar dan sehat.
Sate Pak Dul Tjepiring Kendal, Warung Berkonsep Museum Mini
“Memulai menanam hidroponik sejak tahun 2019 karena saya menyukai alam. Hidroponik adalah sesuatu yang unik, apalagi pengembangan hidroponik masih jarang di daerah Jekulo, Kudus. Sedangkan kebutuhan masyarakat terhadap sayur segar semakin meningkat. Selain membutuhkan nasi dan lauk, masyarakat juga membutuhkan sayuran yang sehat,” ungkapnya.
Tak sendirian, gadis berparas manis ini didampingi sang kakak untuk bekerja sama. Di mana awal merintis tanaman hidroponik, ia menanam sawi pakcoy.
“Tanaman yang saya kembangkan melalui hidroponik, itu awal merintis menanam sawi pakcoy. Lalu berganti selada hingga sekarang. Nah, baru-baru ini sedang mencoba untuk menanam kangkung hidroponik,” tutur gadis bungsu dari 7 bersaudara tersebut.
Namun demikian, Wanda menyampaikan, ada beberapa kendala yang perlu diperhatikan. Yaitu hama serangga dan tikus, serta lumut yang terkadang menjadi momok tersumbatnya pipa untuk mengalirkan air dan nutrisi ke tanaman
“Jika pipa tidak dapat mengeluarkan air, otomatis tanaman akan layu bahkan mati. Jadi, perlu diadakan pengecekan setiap hari,” jelas gadis yang pernah mendapat juara 3 pada lomba video pembelajaran biologi tersebut. (Lingkar Network | Lingkar.co)