MAGELANG, Lingkar.co – Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Sinung Nugroho Rachmadi menyatakan, seluruh objek wisata di Jawa Tengah wajib menerapkan pemeriksaan tes cepat (rapid test), baik antibodi maupun antigen kepada wisatawan untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
“Dalam kondisi tertentu dilakukan tes usap (swab test) dan hal ini telah kami komunikasikan dengan tim terpadu kabupaten/kota melalui surat gubernur kepada para bupati/wali kota sesuai dengan dinas teknis masing-masing,” katanya di Magelang, Sabtu (26/12).
Ia menyampaikan, hal tersebut usai memantau pelaksanaan tes cepat antigen di Gedung Tourist Information Center (TIC) Borobudur. Pihaknya bukan hanya menyampaikan hal tersebut ke Dinas Pariwisata tetapi juga perhotelan.
“Ini menjadi salah satu tolak ukur perkembangan COVID-19 yang nanti akan diketahui hasilnya pada pekan kedua Januari 2021. Karena durasi liburan ini nanti baru dapat diketahui hasilnya pada dua pekan setelah libur Natal dan tahun baru 2021,” ungkapnya.
Lanjutnya, evaluasi sementara dari pengamatan laporan menjelang libur Natal kemarin sampai dengan hari ini, Insyaallah kedisiplinan dan proses terhadap pemeriksaan wisatawan dan mobilitas warga pada daya tarik wisata yang berpotensi menunjukkan kedisiplinan yang bagus dan kerja sama yang baik.
“Baik di tempat wisata maupun di rest area, mereka antusias dan bisa memahami kebijakan pemerintah daerah setempat untuk melakukan rapid test antigen maupun swab test,” imbuhnya.

Ia menambahkan, sebenarnya tes cepat tersebut sudah dimulai tanggal 23 atau 24 Desember 2020, tetapi perintah serempak sebelum libur Natal kemarin pada 18 Desember 2020 sudah mulai untuk pemantauan pergerakan mobilitas masyarakat.
“Jadi kita kesampingkan dulu target-target sektoral, apakah itu pariwisata, perhotelan ini menjadi satu gerakan gotong-royong bersama dan nanti akan bisa dilakukan bersama-sama mengejar target kekurangan itu setelah pandemi ini berkurang. Tidak perlu ada target, kita semua menyesuaikan dengan keadaan, ini kondisi kritis,” bebernya.
Ia menyebutkan, kunjungan wisatawan di Jateng sampai September 2020, wisatawan nusantara yang berkunjung ke Jateng 9,25 juta dari target 50 juta, sedangkan kunjungan wisatawan mancanegara 57 ribu atau turun drastis dari tahun lalu mencapai 680 ribu wisman.
“Untuk wisman itu lebih didominasi bukan wisatawan tetapi ekspatriat, jadi bukan datang dari luar negeri karena penerbangan internasional ditutup,” pungkasnya. (ara/aji)
Baca Juga:
Gus Yasin Minta Pembaruan Data Kemiskinan, Galakkan Program Satu Desa Binaan Satu OPD