Lingkar.co – Kebakaran gunung sampah di bekas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Darupono Kendal sejak tiga hari lalu mengganggu aktivitas warga Jumat (16/6/2023). Pasalnya, asap yang ditimbulkan membuat warga sesak nafas dan batuk.
Salah satu warga Kaliwungu Selatan, Karyono, 45, mengaku, asap yang ditimbulkan akibat kebakaran di gunung sampah belas TPA Darupono itu mengganggu aktivitasnya. Bahkan, kepulan asap agak tebal itu memasuki area jalan raya Boja-Kaliwungu dan permukiman warga.Selama ini warga belum mengeluh ada kepulan asap sampai ke pemukiman.
“Yang paling parah ya di jalan dekat TPA itu. Pandangannya terbatas, bisa bahaya, sekalipun tidak berbau sampah namun asap tersebut mengganggu pandangan ketika melewati di sekitar eks TPA Darupono ” akunya.
Karyono menambahkan, asap kebakaran itu juga merebak ke pemukiman warga. Meski kondisinya tidak terlalu parah, namun membuat warga sekitar sesak nafas dan batuk. Dia berharap, saat musim kemarau seperti ini tidak lagi terjadi kebakaran akibat gas metana di gunung sampah yang berlebih.
“Selain bikin sesak juga agak bau. Tapi kalau di rumah-rumah warga tidak terlalu parah, karena ya jaraknya tidak terlalu dekat,” katanya.

Karyono menambahkan, kondisi terparah kepulan asap akibat kebakaran ini terjadi pada Kamis (15/6) kemarin.
“Kondisi parahnya pas Kamis. Sekarang sudah mendingan karena sudah ada penanganan dari Damkar juga,” ujarnya.
Sementara Sekda Kendal Sugiono terus berupaya melakukan penanganan kebakaran di gunung sampah ini. Dia bersama DLH, DPUPR, BPBD, dan Damkar Kendal tengah mengurai tumpukan sampah. Dia juga ingin permasalahan kebakaran akibat gas metana berlebih ini tertangani dengan tuntas.
“Segera kita tuntaskan. Dan kami sudah ada beberapa solusi. Dalam waktu dekat juga akan dibuat terasering lagi di sekitar gunung sampah itu,” jelasnya.
Kepala Dinas Lingkungan HIdup Kabupaten Kendal ,Aris Irwanto saat di konfirmasi, pihaknya bekerja maksimal yang dibantu oleh dinas terkait seperti BPBD, Satpol Akar dan PDAM bersinergi untuk mematikan asap sampah tersebut.
“Kami berusaha bersama dinas terkait untuk berupaya memadamkan api sehingga tidak muncul kepulan asap dengan cara alat berat beko mengaduk bekas tumpukan sampah sambal di semprot air sehingga bisa meredakan asap”. Tegas Aris
Aris menambahkan nantinya gunung sampah akan diberikan jalan memutar sehingga alat berat bias lewat dan nantinya kalau api sudah padam akan ditanami rumput gajah agar bisa meredam bas metanol, dan rumputnya juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Penulis: Wahyudi