Banyak Lulusan SMA dan Sarjana Nganggur, Ini Tanggapan Disnaker Pati

Kepala Disnaker Pati, Bambang Agus Yunianto. Miftahus Salam/Lingkar.co
Kepala Disnaker Pati, Bambang Agus Yunianto. Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pati mencatat lebih banyak lulusan SMA dan sarjana nganggur dibanding lulusan SD maupun SMP.

Dalam catatan BPS Pati, persentase pengangguran lulusan tingkat SMA dan sederajat lebih dari 7,6 persen. Sementara pengangguran sarjana mencapai 7,55 persen pada tahun 2023 ini. 

Sementara persentase pengangguran lulusan terbuka SD hanya 1,12 persen, sedangkan SMP 6,25 persen. 

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Pati Bambang Agus Yunianto mengatakan bahwa fenomena itu tidak hanya terjadi di Kabupaten Pati, tapi sudah menjadi permasalahan di Provinsi Jawa Tengah.

“Investasi kita juga seperti ini. Itu permasalahan di tingkat Provinsi Jawa Tengah. Itu di tingkat Provinsi Jawa Tengah sudah dibahas itu,” katanya saat ditemui lingkar.co di kantornya, Selasa (9/1/2024).

Ia menjelaskan salah satu persolan yang muncul adalah banyak lulusan SMK yang menganggur. Padahal, sesuai kurikulum seharus mereka ketika lulus harus siap kerja, seperti membuka usaha baru.

Png-20230831-120408-0000

“SMK sebetulnya siap kerja, tapi kenyataannya berbeda. Akhirnya malah banyak yang nganggur,” ujarnya.

Pihaknya pun saat ini masih menunggu perekrutan tenaga kerja di PT Hwaseung Indonesia (PT HWI 2) di Kecamatan Batangan, Pati. Menurutnya, jika sudah dibuka maka akan banyak mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Pati.

“Info terakhir setelah Pilpres akan buka. Sebelumnya akan dibukan pada Agustus 2023, terus mundur November, mundur lagi akhir tahun. Info terbaru setelah Pilpres,” ujarnya.

Perusahaan asal Korea itu, katanya, akan merekrut sebanyak 15 ribu pekerja. Perekrutan akan dilakukan secara bertahap.

Setiap tahap 500 orang. Sampai total yang disampaikan 15 ribu,” bebernya.

Selain itu, pihaknya juga akan menyelenggarakan sejumlah pelatihan pada tahun ini. Di mana anggarannya bersumber dari pemerintah pusat.

Dirinya pun berharap dari berbagai upaya yang dilakukan, pengangguran di Kabupaten Pati semakin menurun.

Sebelumnya, Kepala BPS Kabupaten Pati Bob Setiabudi menilai banyak lulusan SMA dan sarjana nganggur mereka karena terlalu memilih jenis pekerjaan. Sementara, lulusan SD dan SMP tidak pilih-pilih jenis pekerjaan yang digeluti. 

”SD saja macul mau, parkir mau. Lulusan sarjana, kalau dia tukang parkir gengsi. Untuk pekerjaan kan pilih-pilih. Makanya dia termasuk penangangguran tertinggi,” katanya. (*)

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Respon (3)

  1. Gimana kelanjutannya ya? Apa sudah ada tanda tanda mau dibuka pabrik tersebut? Ini kan sudah pilpres, kalau boleh izin request bahas pabrik Hwi Pati dong min apa jadi dibuka? Terima kasih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *