KARANGANYAR, Lingkar.co – Tempat wisata yang terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar menjadi lokasi penelitian sumber energi listrik ramah lingkungan dan terbarukan. Kedepannya, harapkan Desa Berjo bisa bangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).
Dosen Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), Danar Susilo Wijayanto mengatakan, Desa Berjo memiliki potensi pengembangan sumber energi listrik berkelanjutan. Tak sekedar sebagai tempat wisata alam dengan panorama lereng Lawu yang mempesona, namun Desa Berjo juga menyimpan energi yang belum tersentuh.
“Ada potensi sampah di tempat wisata. Ada pula air terjun. Bahan-bahan itu yang sedang kami teliti untuk dijadikan energi listrik,” ungkapnya, Senin (22/2).
Pelaksanaan penelitian tersebut, mengambil tema optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan di Desa Berjo Ngargoyoso. Dalam penelitian tersebut lakukan upaya penerapan skenario untuk meningkatkan produktivitas listrik yang merupakan hasil secara teknis dengan menambah komponen seperti generator, turbin, pipa pesat dan pompa.
“Memakai teknologi apapun berujung pada pemberdayaan masyarakat. Pengelolaannya mendatang tergantung mereka sendiri,” jelas Danar.
Untuk memperkuat upaya penambahan komponen ini akan ada penambahan biaya investasi. Untuk itu, perlu melakukan analisis ekonomi untuk melihat kelayakan ekonomi dari segi investasi.
Bupati Karanganyar Juliyatmono berharap, penelitian PLTMH oleh tim dari UNS tersebut bisa terwujud. Hanya saja, ia meminta peneliti memastikan debit air di air terjun Jumog cukup untuk menggerakkan turbin. Ia juga siap mengucurkan pembiayaan guna mendukung pengembangan PLTMH.
“Saat musim kemarau, debit air terjun Jumog kecil. Tolong disisir di hulu apakah ada penghambat,” terangnya.
Sedangkan Kepala Desa Berjo Suyatno mengatakan, warganya bakal sangat terbantu saat listrik dari sumber non fisik mengalir ke rumah-rumahnya. Pihaknya juga akan mendukung program tersebut.
“Rencana para peneliti membutuhkan waktu setahun. Kita akan support, terlebih jika pemanfaatannya dinikmati warga Desa Berjo,” paparnya. (jok/dha)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps