PATI, Lingkar.co – Upaya menjadikan tempatnya sebagai desa wisata, pihak Desa Bakaran Wetan, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati gelar Festival Batik Bakaran.
Festival ini bertujuan memperkenalkan lebih luas para pengrajin batik bakaran, utamanya melalui desa wisata.
Wahyu Supriyo, sebagai Kepala Desa Bakaran Wetan mengatakan sebelumnya festival serupa sempat digelar pada tahun lalu.
Pada tahun ini sejumlah agenda tambah dalam festival seperti lomba membatik, lomba fotografi, lomba desainer batik, pameran batik virtual.
Lalu lomba foto Selfi, fashion show anak, fashion show umum, serta pemilihan Mas dan Mbak Duta Batik Bakaran.
“Kami mulai pada 2020, tahun pertama saya menjabat sebagai kepala desa. Semoga ke depan terus istiqomah terlaksana,” harap Wahyu baru-baru ini.
Rangkaian Festival Batik Bakaran 2021 akan berakhir pada 22 Oktober nanti. Kegiatan Itu berakhir dengan webinar dengan tema ‘Aktualisasi Nilai Ajaran Nabi guna Meningkatkan Semangat Santri untuk Ikut Melestarikan Batik Tulis Bakaran.’
Selain untuk memperingati hari batik nasional, webinar tersebut dalam rangka memperingati hari santri dan maulid Nabi Muhammad SAW.
Sedang rangkaian lain berupa pameran batik terselenggara secara virtual oleh pihak desa. Dengan penyiaran secara langsung melalui kanal Youtube Desa Bakaran Wetan.
“Tema pameran ini klasik. Yang kami pamerkan adalah batik hasil karya peserta lomba membatik dan lomba desainer yang sudah kami mulai sejak 20 September lalu,” sebutnya.
Wahyu menambahkan, Festival Batik Bakaran merupakan bagian dari grand design Desa Wisata Bakaran Wetan yang ia rancang bersama para pemuda desa setempat.
Ia berharap dengan adanya rangkaian acara ini, batik bakaran semakin terkenal.
“Selain itu kegaitan ini juga untuk memperingati hari batik nasional dan melestarikan budaya leluhur,” tandas Wahyu.
Dinporapar: Desa Wisata Punya Keuntungan Tersendiri
Rekso Soehartono kepala Dinas kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) kabupaten Pati mengatakan bergabung sebagai desa wisata mempunyai keuntungan tersendiri.
Pihaknyapun akan membantu, salah satunya berupa keuntungan legal formal maupun dalam hal promosi.
“Tapi membuat desa juga tidak hanya punya tempat wisata saja. Dia mengelola wisatanya siap atau tidak, pemerintah desanya bagaimana kemudian fasilitas pendukungnya Sovenir, kuliner, home stay lha itu komponennya. Selain itu mendaftar sebagai desa wisata dapat memberi keuntungan tersendiri. Selain terdaftar secara legal formal juga mendapatkan rekomendasi melalui SK Bupati, ” tutupnya.
Penulis: Lingkar News Network
Editor: Muhammad Nurseha
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps