SEMARANG, Lingkar.co – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) Jateng pada Juli 2021 sebesar 99,13.
“NTP Juli 2021, turun -0,34 persen apabila dibandingkan dengan NTP bulan sebelumnya (Juni) sebesar 99,47,” kata Kepala BPS Jateng, Sentot Bangun Widoyono, dalam rilisnya, Senin (2/8/2021).
Sentot mengungkapkan, turunnya NTP karena penurunan Indeks harga yang petani terima sebesar -0,25 persen, sementara Indeks harga yang petani bayar mengalami kenaikan 0,09 persen.
Subsektor yang mengalami penurunan NTP, kata dia, antara lain subsektor Tanaman Pangan sebesar -1,68 persen.
Kemudian, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar -0,04 persen, dan subsektor Perikanan sebesar -0,01 persen.
Selain itu, kata Sentot, ada beberapa subsektor yang mengalami kenaikan, yaitu subsektor Hortikultura
sebesar 2,85 persen, dan subsektor Peternakan sebesar 1,00 persen.
HARGA KOMODITAS PERTANIAN PADA JULI 2021
Sentot, juga mengatakan, pada Juli 2021, terjadi penurunan harga komoditas pertanian, antara lain harga gabah, kacang tanah, manga, cabai hijau, kencur, melon
Penurunan harga juga terjadi pada semangka, jahe, pala biji, teh, kopi, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, telur ayam ras, nilem, mas, selar, dan patin.
Sentot mengatakan, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, antara lain ketela rambat, kacang hijau, tomat, ketimun, bawang daun.
Kenaikan harga juga terjadi pada kacang panjang, cengkeh, kambing, domba, sapi potong, sapi perah, belanak, rajungan dan layur.
PERBANDINGAN NTP ANTAR PROVINSI
Apabila melihat data perkembangan NTP dari 34 provinsi pada Juli 2021, terdapat 19 provinsi mengalami kenaikan dan 15 provinsi lainnya mengalami penurunan.
Sentot mengatakan, dari 34 Provinsi, kenaikan NTP tertinggi pada Juli 2021 terjadi di Provinsi DKI Jakarta,sebesar 2,58 persen.
Sementara, Provinsi Riau tercata sebagai provinsi dengan
penurunan NTP terbesa, yaitu sebesar -2,29 persen. Jateng peringkat 27 dengan penurunan NTP sebesar -0,34 persen
Sementara, khusus pulau Jawa, kata Sentot, DKI Jakarta masih yang tertinggi sebesar 102,19. Sementara, Jateng peringkat kedua sebesar 99,13.
“Provinsi yang terendah adalah Banten, sebesar 95,87,” ujarnya.
Sedangkan, apabila merujuk data persentase perubahan NTP Juli 2021 dibanding Juni 2021 satu provinsi pada pulau Jawa mengalami kenaikan indeks NTP, sedangkan lima provinsi lainnya mengalami penurunan indeks.
Provinsi yang mengalami kenaikan tertinggi adalah Provinsi DKI
Jakarta sebesar 2,58 persen, sedangkan Provinsi Banten mengalami penurunan tertinggi sebesar -1,88 persen.
“Pada posisi ini Jateng peringkat keempat untuk provinsi pulau Jawa yang mengalami penurunan sebesar -0,34,” kata Sentot.
Untuk Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Jawa Tengah Juli 2021, tercatat sebesar 98,06 atau turun sebesar -0,30 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya sebesar 98,36.
INDEKS KONSUMSI RUMAH TANGGA PERDESAAN
Selain itu, pada periode yang sama, Juli 2021, Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan Jateng, mengalami inflasi sebesar 0,10 persen.
Sentor mengatakan, hal tersebut karena kenaikan pada
indeks sub kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,11 persen.
Kenaikan juga pada pakaian dan alas kaki 0,09 persen, perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,10 persen.
Kemudian, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,05 persen, kesehatan 0,16 persen, transportasi 0,08 persen,
“Rekreasi, budaya dan olahraga 0,20 persen, penyediaan makananan dan minuman 0,15 persen serta perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,06 persen,” ujarnya. *
Penulis : M. Rain Daling
Editor : M. Rain Daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps