Buka Latgab PMI Korwil I Jawa Tengah, Sarwa Tegaskan Respons Cepat Kebencanaan, Birokrasi Bisa Besok Pagi

Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana saat sarasehan relawan PMI Korwil I Jawa Tengah di aula Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada), Jumat (27/12/2024). Foto: Rifqi/Lingkar.co
Ketua PMI Jawa Tengah, Sarwa Pramana saat sarasehan relawan PMI Korwil I Jawa Tengah di aula Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada), Jumat (27/12/2024). Foto: Rifqi/Lingkar.co

Lingkar.co – Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah Sarwa Pramana, SH, MSI menegaskan untuk mengutamakan respons cepat dalam memberikan bantuan kebencanaan dan meminta toleransi persoalan administrasi perkantoran.

“Untuk mengeluarkan uang mendirikan dapur umum malam ini atau besok pagi, tidak usah ditunda, wong ini emergency kok. Kalau masalah birokrasi kan masih bisa diurus besok pagi administrasinya, tapi malam ini dirikan dulu dong,” kata Sarwa kepada sejumlah awak media.

Ia menegaskan hal itu seusai menyampaikan materi sarasehan relawan PMI Korwil I Jawa Tengah di aula Politeknik Bina Transfusi Darah (Polbitrada) Jl. Sambiroto Raya No.64 blok D, Sambiroto, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jumat (27/12/2024) malam.

Sarasehan merupakan salah satu rangkaian kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) relawan PMI koordinasi wilayah I Jawa Tengah yang meliputi; Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kabupaten Kendal, Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora dan Grobogan.

“Jangan biarkan masyarakat kelaparan, kedinginan, sudah tidak punya apa-apa, taruh di balai desa, tidak ada air hangat. Waduh kasihan, apalagi kalau anak-anak,” sambungnya.

Untuk itu, lanjutnya, dirinya menekankan untuk tidak menggunakan fasilitas tenda karena terasa dingin di musim hujan ini. “Gunakan fasilitas pemerintah,” ujarnya.

Png-20230831-120408-0000

Ketua PMI Kota Semarang, Awal Prasetyo saat menyematkan tanda peserta Latgab dan sarasehan relawan PMI Korwil I Jawa Tengah. Foto: Rifqi/Lingkar.co
Ketua PMI Kota Semarang, Awal Prasetyo saat menyematkan tanda peserta Latgab dan sarasehan relawan PMI Korwil I Jawa Tengah. Foto: Rifqi/Lingkar.co

Kedua, dirinya juga menekankan untuk tidak menerima sumbangan pakaian layak pakai karena sering menjadi sampah di berbagai penanggulangan bencana, khususnya banjir.

“Karena begini, masyarakat kita ini kan lucu. Kadang-kadang pakaian yang sudah tidak layak pakai dikasihkan, bersih-bersih rumah, karena masyarakat kita ini kan sensitif, tidak semua (korban) orang tidak mampu,” terangnya.

“Ini yang sering terjadi dan setiap kali ada bencana di Jawa Tengah yang sering menjadi sampah itu salah satunya adalah pakaian bekas,” imbuhnya.

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *