Covid-19 Meningkat, Sulis Dukung Pemkab Kudus Lakukan Pengetatan Kegiatan Masyarakat

Wakil Ketua DPRD Kudus Sulistyo Utomo (kiri) mendampingi Bupati Kudus HM. Hartopo saat Konferensi Pers oleh Kapolda Jateng di Polres Kudus dalam rangka penekanan angka penurunan Covid-19 di Kudus. (ADITIA ARDIAN/ KORAN LINGKAR)
Wakil Ketua DPRD Kudus Sulistyo Utomo (kiri) mendampingi Bupati Kudus HM. Hartopo saat Konferensi Pers oleh Kapolda Jateng di Polres Kudus dalam rangka penekanan angka penurunan Covid-19 di Kudus. (ADITIA ARDIAN/ KORAN LINGKAR)

KUDUS, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus Sulistyo Utomo mendukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus untuk melakukan pengetatan aturan serta pemberhentian sementara kegiatan yang mengundang kerumunan. Hal itu menyikapi tren kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus yang meningkat drastis pascalebaran 2021.

Menurut pria yang juga Ketua DPC Gerindra Kudus itu, perlu adanya upaya maksimal untuk menekan angka penyebaran Covid-19. Pihaknya juga mendukung pengetatan di berbagai sektor seperti pariwisata dan kuliner, serta harus tegas.

Baca Juga:
Tekan Angka Covid-19, Akses Masuk Kudus Diperketat

“Covid-19 di Kudus ini naiknya parah, di rumah sakitpun mengular. Saya mengimbau kepada masyarakat agar prokes harus benar-benar dipatuhi dan jangan dilanggar. Karena kalau masih dilanggar ini parah, angkanya yang kita dapat tadi itu 800-an orang,” katanya Kamis (27/5).

Sulistyo mengajak kepada masyarakat, untuk sementara waktu tidak sering-sering keluar rumah apabila tidak ada kepentingan yang mendesak. Karena menurutnya, sekalipun ada operasi yustisi, tapi jika tidak diimbangi kesadaran masyarakat, maka akan percuma.

Pihaknya mengungkapkan, keputusan pengetatan aturan operasi dalam sejumlah aktivitas di Kudus, sebagai bentuk kepeduliaan. Karena menurutnya, keselamatan masyarakat nilainya lebih di atas segalanya.

Baca Juga:
Permudah Sekolah Daring, Wakil Ketua DPRD Kudus Sulistyo Utomo Pasang Wifi di Penampungan Pengungsi

“Kalau kita longgarkan aturankan bahaya juga, dan ini sifatnya hanya sementara sampai menunggu grafik mulai landai kembali. Kita memang harus tahu kapan gas dan ngerem. Karena kalau aturan kenceng terus, nanti roda ekonomi tidak berputar. Untuk saat ini, lebih baik rem dulu karena angkanya luar biasa,” ungkapnya.(dit/lut)