SEMARANG, Lingkar.co – Beberapa waktu lalu, kalimat ekonomi Indonesia mulai bergeliat dengan beragam indikatornya.
Namun, beberapa Porter atau jasa angkut barang di Stasiun Tawang masih mengeluhkan sulitnya ia mendapatkan selembar uang.
Agus, salah satu Porter yang mengeluhkan masih sedikitnya penumpang kereta dan penggunaan jasa Porter di Stasiun tawang hanya bisa berpasrah.
“Yang penting untuk saat ini bisa makan dulu, bayar tagihan listrik, air, kendaraan sama sekolah anak belakangan dulu, yang penting cukup untuk makan dulu,” keluhnya pada Wartawan Lingkar.co Rabu (20/10/2021).
Dibanding sebelum pandemi, Porter selama sembilan tahun itu, menjelaskan saat ini ia hanya mendapatkan pekerjaan sebanyak 2 hingga 3 kali. Namun, ia tetap bersyukur karena saat ini ada tambahan kereta.
“Sehari belum tentu pasti, 2 hingga 3 angkatan itu juga ga mesti, tergantung yang memberi seikhlasnya dari para penumpang. Kita juga ga dapat gaji soalnya,” katanya.
Biasanya ia menerima sekitar Rp20 ribu, dari penumpang yang membayar seikhlasnya setelah menggunakan jasanya.
“Biasanya diberi Rp20 ribu, kalau 3kali ya berarti 60 ribu, itupun tergantung dari orang yang ngasih,” ucapnya.
Dibanding sebelum pandemi, ia bisa menerima sekitar Rp100 ribu sehari yang bisa untuk membayar tagihannya.
Meski hasil yang tak jelas, namun ia tetap bergantung dari pekerjaan tersebut.
“Penting usaha dulu, masalah hasil itu tergantung Gusti Allah yang penting niat berangkat dahulu,” ungkapnya.
“Saya berharap, semua bisa kembali normal, dan bisa sehat. Sudah itu saja,” lanjutnya.
Penulis: Rezanda Akbar D.
Editor : Muhammad Nurseha
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps