Site icon Lingkar.co

Dewan Apresiasi Petani, Tolak Impor Beras

PERTANIAN: Wacana Kementrian Perdagangan untuk melakukan impor beras, alami banyak penolakan dari berbagai pihak. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

PERTANIAN: Wacana Kementrian Perdagangan untuk melakukan impor beras, alami banyak penolakan dari berbagai pihak. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

SRAGEN, Lingkar.co – Ketua DPRD Sragen Suparno menolak tegas rencana impor beras yang digulirkan pemerintah pusat. Gelombang penolakan rencana impor beras dinilai bakal menyusahkan Petani.

Pihaknya menilai rencana impor beras  hanya akan menambah penderitaan petani. Apalagi saat musim panen raya dan gabah melimpah tidak terserap maksimal.

Menurutnya, Kementerian Perdagangan harus semakin peka dengan kondisi masyarakat setelah banyak kecaman keras dan penolakan terkait rencana impor beras.

Baca juga:
Pemerintah Resmi Larang Mudik Lebaran 2021

“Bahkan dari DPRD juga menolak dengan lantang rencana impor beras tersebut,” ujarnya

Ia menilai rencana impor beras  hanya akan menambah penderitaan petani. Apalagi saat musim panen raya dan gabah melimpah tidak terserap maksimal.

Suparno yang juga politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menekankan kabupaten Sragen termasuk lumbung pangan terbesar kedua di Jateng.

Baca juga:
15 Pengendara Terkena E-tilang, Semua Asli Warga Sragen

Petani Kesulitan Menjual Gabah

Melihat panen sekarang menurutnya otomatis surplus beras tinggi. Apalagi saat ini sedang panen raya. Kendala petani saat ini kesulitan menjual gabah karena harga terlalu rendah.

”Sragen khususnya dan Jawa Tengah ini selalu surplus. Saat ini produksi panen saja melimpah, nampung saja nggak bisa kok malah mau mendatangkan dari luar negeri,” imbuh Suparno.

Ia mengaku penolakan impor tersebut itu juga merupakan aspirasi dari masyarakat dan petani di lapangan.

Karenanya kondisi ini harusnya bisa menjadi pertimbangan dan perhatian pemerintah utamanya Kementerian Perdagangan untuk segera membatalkan impor beras.

Baca juga:
ETLE, Satlantas Polres Pati Baru Tindak Tiga Pelanggar

”Harusnya pemerintah memperbanyak penyerapan gabah petani agar harga saat panen bisa stabil. Makanya kami tegas menyuarakan penolakan impor sebagai bentuk keberpihakan pemerintah ke petani,” ujar dia.

Penolakan itu ada berbagai alasan. Seperti ketersediaan stok yang surplus dan melimpah. Penolakan juga ada pada sisi psikologis petani.

Kebijakan Impor Memiskinkan Petani

PERTANIAN: Indonesia masih berpotensi untuk penuhi kebutuhan beras nasional. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

Bahkan sekedar wacana impor tersebut telah berdampak buruk pada harga gabah yang merosot saat di beberapa daerah termasuk Sragen.

Wacana impor juga akan menyakitkan petani yang sudah berjuang susah payah menanam padi namun saat panenan tidak laku dijual.

Baca juga:
Rizky Febian Laporkan Teddy soal Penggelapan Aset

”Bayangin petani kita susah payah bergelut di sawah dan sekarang panen raya petani bingung cara menjualnya karena nggak ada yang beli, kok mau impor beras,” keluh Suparno.

Lanjutnya, “Setiap hari Sragen diminta 100 ton beras saja mampu kok. Sudah situasi seperti ini, kalau nekat impor apa petani kita mau dimiskinkan,” pungkasnya. (fid/luh)

Exit mobile version