Lingkar.co – Ketua DPC PKB Kota Semarang Muhammad Mahsun menyebut PKB punya peluang besar mengajukan bakal calon (Balon) dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Semarang. Terbukti, telah ada sembilan orang mendaftar, dan melamar PKB untuk berpasangan.
“PKB saat ini ibarat gadis cantik yang menarik perhatian perjaka, banyak orang untuk mendaftarkan diri untuk dijadikan pasangan dalam Pilkada. Ini kesempatan besar kita untuk menjaring calon kepala daerah yang sesuai harapan rakyat,” ucap Mahsun saat dikonfirmasi melalui aplikasi percakapan WhatsApp, Senin (10/6/2024) sore .
Kendati demikian, ia menilai PKB bakal bersikap realistis dengan mengajukan calon wakil wali kota Semarang karena hanya memiliki 5 kursi. Sebab, ia masih memperhitungkan PDIP, Demokrat dan PKS yang terbukti masih kuat saat Pileg lalu
“Jadi kalau bicara peluang ya lebih besar diajukan wakil (Calon Wakil Wali Kota). Kalau dengan mereka langsung bisa berangkat, bisa mengajukan (calon wakil),” ujarnya.
Terkait suara NU sebagai konstituen utama PKB, ia melihat hal itu juga menjadi salahsatu faktor partai politik maupun balon yang nasionalis melirik PKB sebagaimana dikatakan para pelamar saat dimintai alasan memilih partai berlambang identik dengan NU.
“Saya hanya bisa menganalisa beberapa faktor. Salah satunya karena dari yang tokoh nasionalis butuh gandengan Islam moderat yang ramah,” ungkapnya.
Mungkin, menurutnya, PKB menjadi seksi sebagai partai menengah dengan 5 kursi DPRD Kota Semarang hasil pemilihan legislatif 14 Februari lalu. Sebab, PKB juga merupakan representasi dari Islam moderat yang dibutuhkan banyak tokoydari partai nasionalis.
Terkait persaingan antara dua kader NU di PKB dalam berebut tiket sebagai calon wakil wali kota Semarang, Mahsun melihat Ady Setiawan (Mas Wawan) butuh effort yang lebih karena banyak berkiprah di luar Semarang.
“Meskipun sama-sama orang NU, Mas Wawan itu siapa? Rata-rata kan begitu. Kalau dengan Mbak Iin kan lebih mudah diingat. Oh, Ketua Fatayat NU Jateng, kemarin (2019) juga terpilih sebagai anggota DPRD Jateng,” ungkapnya.
Berbeda dengan Tazkiyatul Muthmainnah (Mbak Iin) yang aktif di Semarang karena menjadi Ketua PW Fatayat NU Jateng, dan pada Pileg 2019 terpilih sebagai anggota DPRD Jateng dari dapil Jateng I (Kota Semarang)
“Kalau Mas Wawan keunggulannya asli kota Semarang, kalau Mbak Iin kalau bicara soal asal kan bukan dari Semarang,” urainya.
Dalam berbagai kesempatan, Mas Wawan selalu memaparkan visi, misi dan memberikan tawaran solusi. Namun demikian sebaliknya dengan Mbak Iin yang dinilai masyarakat hanya memberikan wacana dan visi misi. Terkait hal itu, Mahsun menyerahkan kepada masyarakat untuk menilai, sedangkan DPC PKB hanya menjadi fasilitator yang menerima pendaftaran dan melakukan penjajakan, sedangkan keputusan ada di tingkat pusat (DPP PKB).
“Karena DPC hanya menjaring, maka keputusan tetap ada di DPP. Dari awal kita memang sudah diwanti-wanti jangan membedakan antara kader dan bukan kader, kedua jangan membuat keputusan apapun,” paparnya.
“DPC PKB Kota Semarang, lanjutnya, hanya menyampaikan kiprah dari masing-masing kandidat yang telah mendaftar. “Pendalaman dan penilaian solutif tidaknya itu kan bukan kewenangan DPC,” lanjutnya.
Terkait adanya deklarasi dukungan terhadap Mas Wawan beberapa waktu lalu, Mahsun menilai hal itu sebagai kreatifitas tim sukses atau relawan. Sebab, dukungan yang resmi dari DPC PKB Kota Semarang tetap tertulis dan bertanda tangan ketua dan sekretaris.
“Kalau itu kan diluar struktur ya. Kalau struktur kan saya ikut tanda tangan. Sekali lagi DPC itu tidak boleh membuat keputusan atau ikatan apapun. Jadi unsur DPC dan DPAC itu tidak bisa menyuarakan atas nama institusi. Mungkin ya kreatifitas dari tim relawan bisa muncul berita itu. Keputusan partai itu pasti ketua dan sekretaris ikut tanda tangan,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps