Edukasi Situasi Darurat, Siswa SD N 2 Gemuh Sigap Berlindung Saat Terjadi Gempa

Simulasi penanganan gempa di SD N 2 Gemuh. (dok Istimewa)
Simulasi penanganan gempa di SD N 2 Gemuh. (dok Istimewa)

Lingkar.co – Puluhan siswa setelah merasakan getaran gempa langsung meyelamatkan diri di bawah meja belajar, halini saat dilakukan simulasi penaganan bencana alam jika terjadi sewaktu waktu.Hal ini dilakukan dalam rangka memperingati hari kesiap siagaan.

Untuk mengurangi risiko korban dan cedera saat terjadi bencana alam, penting memberikan pengetahuan dan pemahaman sejak dini tentang apa yang harus dilakukan ketika bencana melanda.

Seperti yang dilakukan di SD Negeri 2 Gemuh Blanten, Kendal, Jawa Tengah, di mana para siswa diajarkan bagaimana menangani situasi darurat agar tidak panik saat bencana terjadi.

Suasana belajar yang semula tenang mendadak berubah menjadi kepanikan saat sirine tanda bahaya berbunyi keras. Dalam simulasi gempa berkekuatan sembilan skala Richter, para siswa yang tengah belajar di kelas diminta segera berlindung di bawah kolong meja.

Guru yang mengajar langsung memberikan arahan agar siswa tetap tenang, melindungi kepala dengan tas, dan secara teratur berjalan menuju area terbuka di luar ruangan.

Beruntung, suasana tersebut hanyalah bagian dari simulasi penanganan gempa, bukan kejadian sesungguhnya. Simulasi ini digelar oleh sekolah bekerja sama dengan LPBI PCNU Kendal dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana 2025.

Ketua LPBI NU Kendal, Adib Maulana menjelaskan, bahwa simulasi ini bertujuan bukan untuk menakut-nakuti siswa, melainkan untuk membentuk refleks penyelamatan yang benar sejak dini.

“Kegiatan ini penting untuk menanamkan kesadaran risiko bencana. Edukasi kebencanaan bukan sekadar pelajaran teori, melainkan bagian dari pembentukan karakter anak,” jelas Adib.

Selain latihan evakuasi, para siswa juga diajarkan bagaimana melakukan pertolongan pertama sederhana kepada korban bencana. Guru SDN 2 Gemuh Blanten, Nikmatul Aliyah, menambahkan bahwa latihan ini dilakukan agar siswa selalu siap siaga menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja.

“Kami ingin anak-anak terbiasa, tidak panik, dan tahu apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi,” ujar Nikmatul.

Mengusung tema “Bangun Kesiapsiagaan Sejak Dini,” peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana tahun ini menjadi pengingat bahwa mitigasi risiko tidak bisa ditunda. Setiap keluarga, sekolah, hingga anak-anak perlu memahami prosedur penyelamatan. Simulasi seperti ini menjadi langkah nyata dalam membangun budaya sadar bencana di masyarakat. ***