Lingkar.co – Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) sebagai salah satu program Palang Merah Indonesia (PMI) yang dibentuk untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana dan kondisi darurat mendapatkan perhatian dari H.M. Jusuf Kalla selaku ketua umum PMI dengan adanya Latihan Gabungan (Latgab) dan Temu Sibat di Hutan Kota Wanamukti, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.
Dalam kesempatan itu, kelompok Tenaga Sukarela (TSR) Sibat PMI Kelurahan Wonosari dan Padangsari berhasil mendapat penghargaan sebagai Pusat Unggulan Pelaksana Utama. Sedangkan Sibat PMI Kelurahan Bendan Duwur dan Kalipancur mendapat penghargaan sebagai Pusat Unggulan Pelaksana Pratama.
Sekretaris PMI Kota Semarang, Ratnaningdyah Hasna Zahari, SH, MM mengapresiasi pencapaian tersebut. Ia menyebut Sibat berperan penting dalam menyiapkan masyarakat terhadap kemungkinan adanya musibah atau bencana.
“Sibat melakukan pelatihan dan simulasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi bencana. Seperti melakukan mitigasi di daerah rawan bencana, pertolongan pertama, evakuasi, dan tanggap darurat,” ujar Ratna, sapaan akrabnya saat dikonfirmasi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, Rabu (2/10/2024).
Ratna bilang, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam merencanakan, menilai, dan mengelola risiko bencana di lingkungan sekitar. “Sibat juga memberikan penyuluhan terkait risiko bencana dan langkah-langkah kesiapsiagaan. Ini mencakup sosialisasi tentang cara menghadapi banjir, gempa bumi, kebakaran, atau risiko lainnya yang mungkin terjadi di wilayah Kota Semarang,” paparnya.
Ratna melanjutkan, Sibat juga membantu mengidentifikasi wilayah rawan bencana di Kota Semarang dan merancang strategi mitigasi untuk mengurangi dampak bencana. “Mereka berperan dalam memperbaiki infrastruktur lokal, misalnya, memperbaiki saluran air untuk mencegah banjir atau membantu masyarakat mempersiapkan rencana darurat,” jelasnya.
Setelah bencana berlalu, Sibat membantu dalam proses pemulihan dan rehabilitasi, baik fisik maupun psikososial. “Ini bisa mencakup perbaikan rumah, penyediaan air bersih, hingga pemulihan trauma bagi korban bencana,” katanya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, Sibat juga berperan aktif memberikan informasi terkait kebersihan dan kesehatan, terutama saat terjadi wabah Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti wabah Covid-19.
Kendati demikian, Ratna menyatakan bahwa Sibat tidak hanya bergerak secara internal, melainkan melakukan gerakan kolaborasi dengan Pemerintah seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, serta organisasi kemasyarakatan yang berada di kelurahan setempat.
Oleh karena itu, PMI Kota Semarang memberikan dukungan penuh terhadap program Sibat di wilayah kerjanya melalui berbagai inisiatif, baik dari segi pelatihan, penyediaan fasilitas, hingga koordinasi dengan pihak eksternal.
“PMI Kota Semarang secara berkala menyelenggarakan pelatihan untuk anggota Sibat, meliputi materi kesiapsiagaan bencana, pertolongan pertama, evakuasi darurat, pengelolaan logistik, dan komunikasi darurat,” ungkapnya.
Dengan demikian, lanjutnya, PMI bisa memastikan bahwa anggota Sibat memiliki keterampilan yang memadai dalam menghadapi bencana dan mampu memberikan bantuan secara efektif di masyarakat.
“PMI menyediakan berbagai peralatan darurat seperti alat evakuasi, perlengkapan pertolongan pertama, dan peralatan komunikasi. Fasilitas ini dapat digunakan oleh Sibat untuk melakukan penanganan bencana secara optimal,” ujarnya.
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps