PATI, Lingkar.co – Pencemaran lingkungan hidup merupakan salah satu permasalahan yang tak bisa dihindari dari keberadaan kawasan industri. Oleh karena itu, Fraksi Nurani Keadilan Rakyat Indonesia (NKRI) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pati meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati untuk memperhatikan pencemaran lingkungan sebelum mengesahkan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Pembangunan Industri menjadi Perda.
Anggota DPRD Pati, Narso, selaku juru bicara DPRD Pati, menyampaikan pandangan umum Fraksi NKRI terhadap Raperda Rencana Pembangunan Industri. Fraksi NKRI sendiri merupakan gabungan anggota dewan yang terdiri dari Fraksi PKS, Fraksi Perindo dan Fraksi Hanura.
“Dampak negatif dari pembangunan industri salah satunya adalah terjadinya pencemaran lingkungan seperti limbah yang menyebabkan polusi. Maka dari itu, perlu adanya perhatian khusus terhadap dampak jangka panjang dari pembangunan industri terhadap masyarakat,” papar Narso dalam penyampaiannya.
Fraksi NKRI DPRD Pati Sampaikan Pandangan Umum terkait Raperda Rencana Pembangunan Industri
Selain adanya pencemaran lingkungan, Fraksi NKRI DPRD Pati juga meminta kepada stakeholder terkait untuk memperhatikan masalah lingkungan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor alam dan manusia.
“Perlu adanya persiapan antisipasi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Pati terhadap bencana yang sering terjadi akibat dari perubahan iklim global terutama di kawasan pesisir. Harus ada penekanan terhadap galian C agar masyarakat tidak mendapat getahnya,” tambahnya.
Selain itu, banyaknya jalan rusak akibat sering dilewati kendaraan berat, juga tak luput dari perhatian Fraksi NKRI. Pihaknya ingin segera dilakukan perbaikan jalan-jalan yang rusak tersebut. Fraksi NKRI berharap dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) Rencana Pembangunan Industri, dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan warga Pati.
“Harapan dari Raperda Rencana Pembangunan Industri di Kabupaten Pati adalah mampu memberikan kontribusi dalam peningkatan nilai tambah, lapangan kerja, devisa, serta berdaya saing,” tutupnya. (Lingkar Network | Lingkar.co)
