Berita  

Ganjar Tinjau Panen Padi di Kendal, Pastikan Stok Padi dan Beras di Wilayah Jateng Aman

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat meninjau panen padi di Desa Kebonagung, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (14/2/2023). Foto: dokuemntasi Pemprov Jateng.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat meninjau panen padi di Desa Kebonagung, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (14/2/2023). Foto: dokuemntasi Pemprov Jateng.

Lingkar.co – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kembali turun ke sawah. Ia mengikuti panen padi di Desa Kebonagung, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (14/2/2023).

Menurutnya, hal itu ia lakukan untuk memastikan panen padi petani bagus, sehingga dapat memenuhi stok padi dan beras di wilayah Jawa Tengah.

“Kami mau buktikan, bahwa panen sudah dimulai. Jadi dengan panen yang sudah dimulai harapan kami nantinya ini akan menjadi suplai beras,” kata Ganjar usai melihat panen dan berdialog dengan petani di Desa Kebonagung, Ngampel.

Sehingga, lanjutnya, harapan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, harga padi juga akan mulai turun karena pasokan makin banyak.

Panen padi di daerah Kabupaten Kendal sudah berlangsung hampir satu pekan lebih. Sepanjang perjalanan Ganjar menuju lokasi, terpantau persawahan padi memang sudah banyak yang selesai panen.

Ganjar sempat berhenti di tengah perjalanan, tepatnya di sekitar Desa Pesawahan, Kendal, untuk menyapa petani. Di sekitar sawah itu, beberapa lahan bahkan terlihat sudah mulai diolah untuk tanaman sela, salah satunya bawang.

Png-20230831-120408-0000

“Kalau panen itu sudah dilakukan, maka mudah-mudahan makin banyak stok-stok beras yang ada di lapangan. Kalau saya lihat hasilnya bagus,” ucap Ganjar.

Sementara saat menyapa petani yang sedang panen di Desa Kebonagung, Ganjar berbincang dengan petani sekaligus penebas padi bernama Markawi. Dari keterangan Markawi, satu hektar sawah yang dia panen dapat menghasilkan sekitar 7 ton padi.

“Tadi dikasih informasi, Pak Markawi menyampaikan ternyata produktivitas di sini bisa tinggi, bisa 7 ton per hektar, bahkan ada yang 9 ton. Kalau itu bisa terjadi, itu sukses besar,” ungkapnya.

Selain menyampaikan hasil panen padi, kesempatan bertemu dengan Ganjar juga digunakan untuk menyampaikan keluhan terkait pupuk. Bahkan, ada yang mengadukan pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga nonsubsidi di pasaran.

Mendengar keluhan itu, Ganjar langsung meminta nomor telepon Markawi dan memintanya untuk segera melaporkan apabila masih mendapati temuan serupa.

“Tadi disampaikan oleh para petani sangat bagus sekali, Pak ini ada pupuk yang dibeli oleh orang yang tidak seharusnya mendapatkan,” ujar Ganjar.

“Artinya ada tulisan bersubsidi dijual harga nonsubsidi. Laporkan ke saya, maka tadi saya minta langsung nomor teleponnya, agar kami bisa tahu untuk bisa menyampaikan kepada kami siapa yang kemudian mengambil pupuk itu. Itu akan disikat semuanya,” jelasnya.

Menurut Ganjar, pemerintah harus mengontrol betul distribusi pupuk untuk petani agar tepat sasaran. Ia juga mengakui bahwa kebutuhan pupuk di lapangan memang belum tercukupi.

Itu tentu akan berpengaruh dengan produktivitas petani. Meski demikian, Ganjar juga meminta agar mencari alternatif untuk pupuk.

“Saya sampaikan pupuk memang kurang, seperti yang tadi saya sampaikan. Maka kalau kemudian produktivitas kita mau tinggi, pilihannya ya harus menambah, tapi yang kedua juga harus mengawasi. Kalau nggak ya kita musti ada alternatifnya, apakah mungkin dengan organik, atau kemudian menggunakan metode yang lain,” tegasnya. (*)

Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *