Hampir Semua Kecamatan di Pati Sudah Panen Padi, Berikut Rinciannya

Gabah hasil panen para petani di Pati banyak dijual ke luar daerah. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co
Gabah hasil panen para petani di Pati banyak dijual ke luar daerah. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati mencatat Januari hingga pertengahan Maret 2024 ini hampir semua kecamatan di wilayah yang berjuluk Bumi Mina Tani ini telah melaksanakan panen padi. Total ada sekira 17 ribu hektare lahan padi yang sudah dipanen.

Rinciannya, di Kecamatan Sukolilo ada 4.208,5 hektare, Kayen 1.419,1 hekare, 1.563 hektare, Pucakwangi 2.412 hektare, Jaken 1.402,9 hektare, Batangan 313 hektare, Juwana 9 hektare, Jakenan 1.705,7 hektare, dan Pati 223,8 hektare.

Kemudian, Kecamatan Gabus ada 514,5 hektare lahan padi yang sudah dipanen, Margorejo 1.120,8 hektare, Gembong 44,5 hektare, Tlogowung 109,7 hektare, Wedarijaksa 55,6 hektare, Trangkil 93,2 hektare, Margoyoso 271,1 hektare, Gunungwungkal 280,8 hektare, Cluwak 295 hektare, dan Tayu 801,7 hektare.

Whats-App-Image-2024-09-19-at-14-21-32

Kepala Dispertan Pati Nikentri Meiningrum mengatakan bahwa lahan padi yang sudah dipanen ini merupakan hasil tanam pada September hingga Desember 2023.

“Panennya di Januari sampai Maret. Luas tanam kita ada sekira 40 ribuan hektare. Sudah 17 ribu hektare lebih yang dipanen,” katanya.

Sementara untuk harga jual gabah berdasarkan pantauannya di lapangan saat ini sekira Rp 6 ribu per kilogram. Harga ini turun dibanding bulan Februari 2024.

Png-20230831-120408-0000

“Harga Gabah masih Rp 5 ribu, kemarin di Juwana itu, karena kondisinya basah. Tapi rata-rata 6 ribu. Kalau Februari masih di angka 7 ribu,” ujarnya.

Di sisi lain, ia mengungkapkan ada 6.955,4 hektare tanaman padi yang terendam banjir. Separuh di antaranya berpotensi gagal panen.

“Mungkin yang gagal separuhnya, sekitar 3 ribu hektare. Ini pastinya mengurangi jumlah luas panen kita. Jadi kita masih ada sisa sekitar 13 ribu hektare yang belum panen,” paparnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi kali ini tidak terprediksi. Karena biasanya pada bulan Maret cuaca sudah mulai aman.

“Harapannya banjir segera surut. Supaya tak banyak lahan yang puso,” harapnya. (*)

Penulis: Miftahus Salam

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps