Ribuan Hektare Sawah di Rembang Gagal Panen Akibat Kekeringan

Lahan pertanian di Rembang gagal panen akibat kekeringan. Foto: Humas for Lingkar.co
Lahan pertanian di Rembang gagal panen akibat kekeringan. Foto: Humas for Lingkar.co

Lingkar.co – Ribuan hektare sawah di Kabupaten Rembang mengalami gagal panen akibat kekeringan. Sejumlah sawah yang terdampak telah diajukan untuk mendapatkan klaim asuransi.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Rembang Agus Iwan Haswanto, mengungkapkan bahwa 1.200 hektare lahan pertanian yang mengalami gagal panen telah diasuransikan. Mayoritas lahan tersebut berada di Kecamatan Sumber dan Kaliori.

Agus menjelaskan pihaknya saat ini sedang mengupayakan agar kerugian tersebut dapat ditutup dengan klaim asuransi. Setiap hektare sawah yang diasuransikan dapat menerima klaim hingga Rp 6 juta, tergantung kondisi lapangan. Beberapa klaim sudah diajukan.

Whats-App-Image-2024-09-19-at-14-21-32

“Saat ini, 120 hektare lahan yang gagal panen sudah disurvei oleh pihak penjamin,” kata Agus, kemarin.

Selain mengupayakan klaim asuransi, Dintanpan juga membangun sumur di berbagai lokasi untuk membantu pengairan sawah. Sekira 60 sumur telah dibangun dengan dana dari APBN.

“Dengan bantuan dari APBN, 60 kelompok tani mendapatkan sumur. Harapan kami, sumur ini dapat segera digunakan untuk menyelamatkan tanaman yang masih ada,” jelasnya.

Png-20230831-120408-0000

Sebelumnya, Dintanpan bekerja sama dengan Kodim meminjamkan 130 pompa air kepada kelompok tani untuk membantu pengairan. Rencananya, ratusan pompa air tambahan akan dihibahkan kepada petani.

Namun, petani menghadapi masalah lain, yaitu sejumlah sungai yang mulai mengering. Di muara sungai, air laut naik dan menghambat aliran sungai.

Musim kemarau di Kabupaten Rembang diperkirakan berlangsung sekitar lima bulan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang berencana menetapkan status siaga untuk menghadapi situasi ini.

Menurut data dari Dinas Pertanian, masih ada 4.000 hektar lahan yang ditanami padi. Sementara itu, beberapa petani telah beralih menanam tembakau sebagai alternatif. (*)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps