Lingkar.co – Wisata Sewu Jeglong di daerah Boja adalah cara warga menyindir Bupati Kendal, Dico Mahtado Ganinduto.
Sewu dalam bahasa Jawa artinya seribu. Pada umumnya orang Jawa menggunakan kata ‘sewu’ untuk mempermudah istilah terlalu banyak.
Sedangkan jeglong adalah jalan yang berlubang. Dengan demikian, wisata Sewu Jeglong maksudnya adalah ada banyak sekali jalan berlubang di Boja, Kendal, Jawa Tengah.
Meski demikian, Bupati Dico menaggapi positif sindiran tersebut. Ia bahkan menjadikan kritik tersebut untuk lebih terpacu membangun Kabupaten Kendal.
Pada hari ini, Sabtu (4/3/2023), Bupati Kendal melakukan roadshow. Ia berkeliling Kendal untuk memastikan bagaimana kondisi jalan di Kendal.
“Tadi saya melakukan pengecekan jalan mulai dari kantor bupati arah barat sampai weleri menuju Sukorejo, Patean, Boja, Kaliwungu dan kembali di Kendal,” kata Dico kepada Lingkar.co.
Bupati mengaku mendapat banyak keluhan masyarakat terkait wisata baru di Boja yang bernama Sewu Jeglong. Aduan itu masuk masuk melalui media sosial maupun aduan Dico Mendengar
“Netizen mengatakan Boja Kendal ada tempat wisata baru, Sewu Jeglong,” katanya.
Bahkan, Bupati juga mengaku stress jika memikirkan aduan itu, namun secara pribadi, adanya kritik dan saran atau masukan dari warganet membuatnya menjadi semangat.
Setelah melakukan pengecekan jalan, ia memaparkan, jalur pantai utara (Pantura) Kendal pemeliharaanya dibawah naungan kementerian Pekerjaan Unum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) bagian Bina Marga.
Sedangkan ruas jalan dari Weleri sampai Sukorejo merupakan jalan yang ada dibawah naungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Selanjutnya, ruas jalan Patean, Boja merupakan jalan Kabupaten Kendal. Saat ini kondisinya masih bagus.
Sedangkan jalan Boja Semarang merupakan jalan provinsi sehingga Pemerintah Kabupaten Kendal tidak bisa berbuat banyak.
“Ternyata jalannya banyak berlubang, namun itu ranah provinsi. Kabupaten tidak bisa menganggarkan atau memperbaiki jalan itu,” jelasnya
Kendati demikian, Dico selalu melakukan koordinasi dengan dinas terkait, baik kerusakan jalan provinsi maupun nasional.
Sejalan dengan hal itu, ia pun mengungkapkan, cuaca ektrim ini merupakan salah satu kendala dalam pengerjaan jalan.
Sebab, kata Bupati, penambalan aspal jika terkena hujan pasti akan mengelupas lagi. Penambalan aspal yang baik itu selama 24 jam tidak boleh terkena air.
Menurutnya, karena saat ini curah hujan cukup tinggi, sehingga tambalan yang belum kering pasti akan mengelupas. Bahkan biasanya lubangnya akan lebih besar lagi.
Dari masukan netizen yang mengatakan Boja ada wisata baru ‘Sewu jeglong’, ternyata jalan di sana memang banyak lubangnya dan sangat membahayakan bagi pengendara roda dua.
“Semoga hujan segera mereda sehingga penambalan jalan bisa bertahan lama,” ujarnya.
Penulis: Wahyudi
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps