Kerajinan Limbah Besi Asal Pati Sentuh Pasar Eropa

KREATIF : Lilik Teguh Prasetya menunjukkan kerajiannya dari lembah besi. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)
KREATIF : Lilik Teguh Prasetya menunjukkan kerajiannya dari lembah besi. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

PATI, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Lilik Teguh Prasetya (52) warga asal Desa Pajeksan Kecamatan Juwana memanfaatkan limbah besi menjadi karya unik yang memiliki nilai jual tinggi dan berhasil merambah hingga pasar Eropa.

Perajin yang menamai karyanya Opal Craft itu mengaku bahwa kerajinannya tidak hanya berkutat dalam kota tapi juga keluar kota, bahkan menembus pasar negara-negara Eropa.

“Kebanyakan permintaan datang dari luar Pati memang, Kita kebetulan juga ekspor ke luar negeri juga, jadi di Jogja itu ada yang ekspor jadi kita suply ke jogja sebagai perantara ekspor ke luar negeri, kebanyakan ke Eropa,” ungkapnya.

Sebelum recycle besi, Lilik mengaku sudah menggeluti dunia kerajinan sejak tahun 1996. Hanya saja saat itu ia memproduksi kap lampu.

Memasuki tahun 2017, melihat limbah besi yang tak terpakai, menggugah ia untuk mencoba membuat kreasi baru.

Baca juga:
Pemuda Pelopor Pati Dampingi Sejumlah Kelompok Kesenian

“Pada saat itu sebelum recycel besi itu kita membikin lampu, kemudian di depan rumah ada bengkel dan limbahnya banyak sekali dan tidak bermanfaat, kita coba untuk bikin sesuatu yang ada nilainya,” tutur pria berusia 52 tahun ini.

Olah Limbah, Bangun Kearifan Lokal

Ia terinspirasi mengolah limbah besi dengan sentuhan local wisdom setempat. Seperti miniatur baul gandul, ia juga membuat miniatur lain seperti mobil, gajah, dan lainnya

“Inspirasi kami karena kita pengen membangun kearifan lokal seperti gandul makanan khas Pati, jadi kita buat miniatur bakul gandul, kemudian ada juga miniatur mobil sedan disesuaikan dengan bahan yg ada,” imbuhnya.

Pihaknya juga membuat kerajinan rajutan kawat. Kebanyakan berbentuk hewan di antaranya gajah, macan, kura-kura, ikan, dan bebek.

“Kalau ukurannya besar, kami juga pakai kawat baru. Kalau yang kecil campuran bahan bekas dan baru,” terangnya

Proses pembuatannya sendiri dapat memakan waktu hingga 4 hari tergantung bentuknya, tingkat kesulitan, volume dan besar, serta lama pengerjaan.

“Tergantung bentuknya tapi rata-rata kalo rajutan itu lebih lama, satu bentuk bisa 3-4hari. dan bahan-bahannya kita dapat dari kerja sama dengan pemulung, mereka mengumpulkan logam seperti busi rantai dari bengkel-bengkel nantinya dikirim ke tempat saya,” jelasnya.

Baca juga:
BPNT Dinilai Jadi Celah Penyimpangan

Terpisah Ida Istiani, Kabid Pemasaran Pariwisata pada Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati sangat mengapresiasi atas capaian pelaku ekonomi kreatif ini.

Juga telah mampu mengolah limbah besi menjadi karya yang luar biasa. Mampu memberikan nilai ekonomis yang tinggi untuk besi.

“Harapannya karya ini mampu mengangkat kerajinan yang ada di Kabupaten Pati lebih dikenal lagi di seluruh Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Salam kreatif,” harapnya.

Penulis: cr5/lam

Editor: Galuh Sekar Kinanthi