Pemuda Pelopor Pati Dampingi Sejumlah Kelompok Kesenian

AKTIVITAS: Erza, pemuda pelopor Pati mendampingi sejumlah anak-anak kembangkan seni mandeling. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)
AKTIVITAS: Erza, pemuda pelopor Pati mendampingi sejumlah anak-anak kembangkan seni mandeling. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

PATI, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Erza Dwi Santoso, salah satu pemuda pelopor Kabupaten Pati saat ini fokus dalam mendampingi sejumlah kelompok kesenian yang ada di Kabupaten Pati.

Pihaknya menyebutkan, saat ini ia sedang mendampingi sanggar pasinaon, kelompok teater kampus se-Kabupaten Pati. Selain itu ia juga mendampingi kelompok teater atap dan teater gong.

“Saya sekarang juga baru saja mendampingi anak SD di Kertomulyo untuk pembelajaran tentang teater dan seni mandeling,” ujarnya.

Prosesnya, dari semua kegiatan yang ia dampingi ini berbeda-beda. Ada yang sudah mulai matang. Ada yang sudah matang tapi perlu pembaruan. Kemudian ada yang masih mentah dan banyak yang diatur sistemnya.

Baca juga:
Kenalkan Kabupaten Pati, Lewat Konten Youtube yang Kreatif dan Edukatif

“Saya hanya berharap untuk kesenian di kabupaten Pati kedepan lebih hidup lagi, dan masyarakat umum juga merasakannya, serta mereka tertarik juga,” harapnya.

Salah Satu Dukungan Pemerintah dalam Bidang Kesenian

Mendapatkan gelar pemuda pelopor Pati yang diselenggarakan oleh Dinporapar Pati menurutnya sangat sulit. Dan ini merupakan tanggungjawab yang besar.

Png-20230831-120408-0000

Menurutnya ini salah satu dukungan pemerintah melalui Dinporapar Pati bahwa pemerintah peduli dengan gerakan para pemuda yang ada di bawah.

“Tanpa adanya dukungan dari pemerintah, pemuda desa, dan para kelompok kesenian, serta sanggar’ yang ada tentu saya tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkapnya.

Untuk kesenian mandeling ini merupakan termasuk kesenian daerah, bukan tradisional. Sifatnya yang bisa di ubah dan tidak pakem memudahkannya untuk mengadaptasikannya sesuai keadaan zaman sekarang.

Seni mandeling atau seni mandiling aslinya dari Sumatra, tetapi karena perkembangannya di setiap daerah, akhirnya meluas sampai ke pulau Jawa.

Baca juga:
BPNT Dinilai Jadi Celah Penyimpangan

“Terutama di Dukuhseti kabupaten Pati membentuk kesenian mandiling yang berbeda pula. Modelnya seperti ketoprak, ada tariannya (tarian baris berbaris) ada lawaknya juga,” jelasnya.

“Selain itu ada nyanyinya dan ada dramanya juga. Kesenian mandeling saya gabung dengan kesenian teater,” lanjutnya.

Penulis: Miftahus Salam

Editor: Galuh Sekar Kinanthi

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *