Wamentan Sebut Pati Punya Banyak Lahan Subur, tapi Terkendala Pasokan Air

Wamentan Sudaryono melakulan kunjungan kerja di Desa Tambahmulyo, Jakenan, Pati. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co
Wamentan Sudaryono melakulan kunjungan kerja di Desa Tambahmulyo, Jakenan, Pati. Foto: Miftahus Salam/Lingkar.co

Lingkar.co – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono melakukan kunjungan kerja di Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jumat (4/10/2024). 

Sudaryono tiba di Desa Tambahmulyo langsung berjalan kaki menuju lahan persawahan. Dalam kesempatan itu, Sudaryono juga ikut menanam padi di lahan yang sudah disiapkan. 

Ia mengaku melakukan kunjungan ke Pati karena mengetahui wilayah yang berjuluk Bumi Mina Tani ini memiliki banyak lahan yang subur, namun terkendala pasokan air.

“Kunjungan kerja kita mendapatkan laporan ada potensi lahan yang subur, baik, tapi terkendala masalah pengelolaan air, sumber air,” kata Sudaryono. 

Ia juga mengatakan bahwa ternyata kondisi tanah persawahan yang dikunjunginya ini tidak dapat menyerap air dengan baik. Menurutnya, hal ini yanh menyebabkan saat musim hujan sawah tergenang banjir.

“Kondisi tanah disini dibawah kelihatannya tanah (jadi) airnya tidak meresap dengan baik, sehingga kalau hujan tergenang semua orang tidak bisa nanem. Sementara pas kemarau kering kerontang Ndak ada air,” jelasnya. 

Lebih lanjut, guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian saat musim kemarau, Sudaryono mendorong supaya dibangun embung-embung kecil di sekitar lahan persawahan. 

“Tujuannya pada saat hujan bisa menampung air hujan, sedangkan pada saat musim kemarau bisa digunakan untuk mengairi sawah,” katanya.

“Kepala desanya harus berinisiatif untuk membangun embung sebagai salah satu solusi selain itu juga kami berkepentingan supaya lahan ini menjadi lahan produktif,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang Petani Desa Tambahmulyo, Slamet Raharjo mengaku musim kemarau akhir-akhir ini membuat petani mengalami kesulitan. Menurutnya, pra petani harus membeli air tangki untuk mengairi lahan sawahnya. 

“Satu kotak itu sampai 10 tangki, padahal panen hanya dapat 10 sak (karung),” ungkapnya. 

Dirinya pun sependapat dengan yang disampaikan Wamentan Sudaryono, bahwa dengan adanya embung di sekitar sawah sangat membantu para petani untuk mengairi lahannya, khususnya di musim kemarau.

“Makanya dengan adanya embung ini pengairan seperti ini tentunya kita tidak akan mengalami seperti kemarin, pahit. Itu siklus hampir 8 tahunan kita mengalami seperti itu,” pungkasnya. (*)

Penulis: Miftahus Salam