Lingkar.co- Konsep real PPP (Populist Problem Programmatic) dalam bidang pertanian mulai diinisiasi ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan (DPC PPP) Blora Jawa Tengah, M Ahmad Faishol Nadjib.
Hal tersebut, tentunya bukan tanpa alasan, sebab melihat dari hasil analisis timnya memang adanya kebutuhan diversifikasi komoditas pertanian. Selain padi dan jagung untuk meningkatkan nilai jual produk-produk pertanian Blora.
Politisi milenial yang akrab dipanggil Gus Faishol ini pun juga menceritakan kembali bahwa siap untuk menginisiasi gerakan 999 ribu tanaman buah untuk kabupaten yang terkenal dengan sebutan penghasil Minyak dan Jati tersebut.
“Jadi, Secara kuantitatif memang perlu penambahan secara signifikan jumlah komoditas tanaman buah yang bernilai tinggi di Blora. Tetapi diversifikasi tersebut tidak serta merta menempatkan petani sebagai perintisnya. Jadi gagasan rasional dan baik ini harus ada yang memulai, dan kami siap menginisiasi,” ucapnya, Senin (03/07/2023).

Lebih lanjut, pihaknya juga menyampaikan bahwa ada beberapa jenis tanaman buah yang hasilnya bernilai tinggi di pasaran. Misalnya komoditas buah alpukat, kelengkeng, durian dan jambu air.
Dan pilihan jenis pohon buah yang akan di tanam menyesuaikan dengan kondisi geografis dan tanah, agar nantinya dapat berkembang dan berbuah sesuai harapan.
“Tentu saja dari jenis buah tersebut dipilih varietas yang unggul. Secara matematis kita tentu bisa berhitung jika ada 150 ribu pohon durian, 300 ribu pohon alpukat, 250 ribu pohon kelengkeng dan 299 ribu pohon jambu air di Blora dan itu bisa mulai produktif dua sampai tiga tahun lagi,” ungkapnya.
“Jadi, Berapa puluh atau ratus miliar nanti hasilnya ? Nah karena ini menyangkut kerja-kerja yang besar dan jangka panjang maka nantinya jika terpilih menjadi DPR RI kami akan mendirikan Rumah Inkubator Pengembangan Buah Blora,” ungkapnya kembali.
Terakhir, Gus Faishol menegaskan bahwa Inisiasi tersebut akan segera di mulai secepatnya. Dan sebagai rintisan sekaligus role model, terlebih dahulu timnya akan menerapkannya secara pilot project di beberapa desa.
“Kita optimis hasilnya akan baik dari dua sisi, meningkatkan nilai produk pertanian sekaligus juga usaha menghijaukan bumi untuk melestarikan alam,” terangnya.
“Sejak awal kami sudah gas pol dengan program ini. Keseluruhan kegiatan dan skema progam 999 ribu pohon buah, nantinya akan dikendalikan lewat lembaga Rumah Inkubator Pengembangan Buah Blora,” imbuhnya.
Penulis: Lilik Yuliantoro