SEMARANG, Lingkar.co – Ketua Umum Gema Puan, Ridwan, mengatakan bahwa kelompok cebong maupun kampret atau kadrun saat ini bergabung ke kubu Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Hal itu ia katakan saat memberikan sambutan pada acara Gema Puan deklarasi Puan Maharani Next Presiden 2024, di Hotel Noormans, Minggu (31/10/2021).
“Itu adalah sebuah stigma, mereka membangun sebuah stigma. Kita paham kita orang politik, kita tahu hampir semua partai membangun Buzzer,” katanya.
Baca Juga : Deklarasi Terang-terangan Usung Ganjar Jadi Presiden
Ridwan yang juga mengaku mantan aktivis 98 itu, menambahkan saat ini buzzer sebagai alat kampanye untuk menaikan grade atau elektabilitas, baik untuk suatu partai ataupun tokoh-tokoh perorangan.
“Kalau buzzer yang kita hajar hari ini adalah buzzer yang saat ini dibangun oleh pemerintahan Jokowi, sebenarnya saya paham betul. Gunannya buzzer itu untuk menangkal hoaks yang oposisi lakukan,” urainya.
Selain itu, buzzer juga bertugas untuk memberitakan kinerja hasil kerja Presiden Jokowi, kepada masyarakat. Agar masyarakat memahami hasil kerja Presiden Jokowi.
“Kita sepakat kalau sampai situ, tetapi kan mereka melenceng. Maka sering saya aktif pada sosial media, kalian (Buzzer) aktif aja untuk menjaga pak Jokowi,” tuturnya.
“Bukan mengambil kesempatan berlindung di Pak Jokowi yang menggadang-gadang Pak Ganjar, mengadu-adu Pak Ganjar dengan Mbak Puan, ini kan tidak sehat,” tambahnya.
Tidak hanya itu, Ridwan juga menambahkan bahwa para buzzer tersebut akan menimbulkan kebencian terhadap satu sama lain.
“Belum lagi stigma ke Ibu Megawati (Ketua Umum Partai PDIP), masa Ibu Mega punya tugas partai untuk menasehatin malah mendapat serangan sama Buzzer,” katanya.
Ia menerangkan, bahwa dari apa yang telah terjadi, sangat jelas bahwa buzzer melakukan adu domba antara internal partai PDI-P.
“Tambah lagi di Ganjar, dia membawa stigma primodial. Primodial yang dibangun oleh mereka, kalau dikatakan pencitraan atau cara kerja kader-kader PDI, model kaya Ganjar itu banyak di PDI. Ada Risma, ada Ahok dan segala macam hampir semua kepala daerah polanya sama kaya Ganjar,” paparnya.
Puan Maharani Diterima Masyarakat
Menurutnya, kerja para kader PDI semua rata-rata seperti Ganjar Pranowo, dan tidak ada yang istimewa bagi pihaknya. Ia menambahkan, ketika hal tersebut dibangun dengan mindset yang berlebihan akan menjadi rusak.
“Padalhan partai belum menentukan, nah ini kan Gema Puan antitesa dari jawaban mereka. Karena saya pribadi bukan orang partai datang untuk menjawab,” katanya.
“Buktinya apa? kalian berisik di lokal dan di dunia maya. Kami tes di lapangan langsung ketika kami keluarkan Mbak Puan sebagai Next Presiden pada tanggal 15 Juni 2020, Aceh sampai Papua nyambung,” lanjutnya.
Menurutnya dari hasil tes tersebut, Puan Maharani diterima oleh masyarakat. Namun dikarenakan keberisikan Buzzer, terbangunlah elektabilitas Puan Maharani yang rendah.
Sementara itu, Ketua Gema Puan Kota Semarang, Rudi Priyanto, mengatakan bahwa keputusan capres saat ini ada di Ketua Umum partai PDIP.
“Keputusan Capres adalah hak prerogatif Ketua Umum partai PDIP, sudah selesai tidak ada usulan, survei, elektabilitas. Ketika ketua umum menunjuk Mbak Puan, sudah selesai,” ucapnya.
Alasan pihaknya mendukung Puan Maharani, yakni karena pada Puan Maharani mengalir darah ideologi maupun biologis dari Bung Karno.
“Saya yakin seyakin-yakinnya, kalau Mbak Puan akan menjaga dan merawat Pancasila,” tandasnya.
Penulis : Rezanda Akbar D.
Editor : Muhammad Nurseha
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps