SEMARANG, Lingkar.co – Puluhan member dari berbagai kota yang jadi korban investasi bodong mendatangi rumah Dewa Aldo Serena (DAS) di Jl. Blancir Sari III Rt. 02 Rw. XI Kelurahan Plamongan Sari, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang.
Mereka menggelar aksi dan istighotsah di rumah Aldo, yang sekaligus kantor operasi bisnis investasi yang menghimpun dana ribuan member dengan klaim dibawah bendera Agung Sedayu Group (ASG) cabang perwakilan Jawa Tengah.
Sambil membentangkan dua spanduk sepanjang tiga meter dan lebar satu meter yang berisi tulisan; “Rumah ini !!! SEMENTARA DIKUASAI oleh para korbannya DEWA ALDO SERENA sampai dengan hak para korban dikembalikan”.
Satu spanduk lagi bertuliskan “DEWA ALDO SERENA DIMANA NURANIMU… JANJI-JANJIMU… KAU INGKARI… KEMBALIKAN UANG PARA MEMBER. Jika dalam 3X24 jam uang member belum dikembalikan kami akan mengambil langkah dengan cara kami”
Selain spanduk, mereka juga menenteng beberapa poster dengan tulisan “Dicari member ASG”, “Kembalikan uang kami”. Bahkan, salah seorang koordinator dengan menggunakan mega phone memandu orasi menuntut.
“Kami datang ke sini, meminta hak kami. Uang yang kita investasikan pada saudara Aldo bisa segera dikembalikan. Kami sudah beberapa kali ke sini, dan ini yang ketiga, namun saat ini keberadaan Aldo tidak jelas (Menghilang). Jika tidak ada iktikad baik dari saudara Aldo, kita akan melaporkan ke Polda Jateng,” ucap koordinator aksi, Muhammad Amin
Amin membeber kepada Lingkar.co, Selasa (10/1/2023). Jumlah member yang kena tipu investasi abal-abal ada 2000 orang dari kota Semarang dan sekitarnya. Adapun ragam nominal investasi, mulai dari Rp10 juta hingga miliaran.
Amin sebut ada yang investasi Rp4,5 miliar. Bahkan ada yang 6 miliar.
Jual Aset Demi Investasi
Lama mereka bergabung dalam investasi tersebut juga beragam. Ada yang sudah 3 tahun, 2 tahun, 1 tahun dan yang terbaru lima bulan. Ironisnya, para korban rela menjual aset demi dapat bergabung dalam investasi tersebut.
“Mereka mau bergabung. Bahkan ada yang rela jual tanah, mobil, sepeda motor dan barang-barang berharga yang mereka miliki karena tergiur provit yang tinggi, namun kenyataanya nihil, hanya bohongan saja,” terangnya
Masih menurut Amin, modus Aldo untuk menyakinkan calon korban dengan dalih sebagai cabang perusahaan ASG yang ada di Jakarta.
“Setelah kita cek, ternyata ASG tidak ada cabang di Kota Semarang. Apalagi menghimpun dana-dana masyarakat. Berarti Aldo hanya mencatut nama ASG untuk tipu-tipu saja. Investasi tidak jelas alias bodong,” tukas Amin
Dewi Mersita, member asal Jatingaleh Semarang pun demikian. Ia mengaku percaya dan tertarik mengikuti tawaran investasi DAS karena provit yang bakal ia dapatkan tinggi. Apalagi ada saudara yang lebih dahulu bergabung.
“Saya sudah menginvestasikan dengan total Rp125 juta dengan jumlah 5 ID. Per ID Rp10 juta, ada yang Rp65 juta. Dari yang ditawarkan, per ID Rp10 juta itu mendapatkan provit per bulan Rp3 juta, berjalan selama 36 bulan. Baru berjalan 3 kali, setelah itu macet hingga sekarang,” akunya
Oleh sebab itu, Dewi mengaku menyesal telah investasi pada DAS. Ia berharap uangnya segera kembali. Jika tidak, penegak hukum yang bertindak.
“Saya berharap Bang Aldo segera mengembalikan uang kami. Jika tidak segera mengembalikan, saya berharap pihak berwajib segera tangkap dan proses secara hukum, karena telah melakukan penipuan ke banyak orang,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps