Lingkar.co – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membantah proyek hilirisasi industri pertambangan didominasi oleh Tenaga Kerja Asing (TKA).
“Jumlahnya itu berkisar antara 10-15 persen saja,” kata Luhut melalui video di akun Instagram pribadi yang terverifikasi @luhut.pandjaitan, Kamis (25/1/2024).
Menurut Luhut seperti yang ditulis Antara, adanya TKA tersebut memang harus dilakukan. Hal ini lantaran pada saat awal pengoperasian teknologi industri hilirisasi, Sumber Daya Manusia (SDM) kita belum melakukannya.
Kendati demikian, ia memastikan porsi TKA itu nantinya akan berkurang seiring dengan banyak dilatihnya SDM lokal untuk industri hilirisasi.
“Itu tidak bisa tidak kita lakukan karena kita memang tidak punya kualitas manusia pada saat itu untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan itu. Sekarang secara bertahap itu berkurang karena sudah banyak yang kita latih dan training. Itu suatu proses yang harus dilalui,” ujarnya.
Saat ini, juga telah didirikan Politeknik Industri Logam di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) dalam rangka memenuhi tenaga kerja industri yang kompeten.
Bahkan, kata Luhut, mahasiswanya ada yang dikirim langsung ke China untuk belajar dan saat ini menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter (fasilitas pemurnian mineral) di daerah tersebut.
“Sekarang sudah ada politeknik yang didirikan di situ. Itu menurut saya bagus dan guru-gurunya juga class-class ada yang dari ITB, ada yang dari UI yang kita ajak untuk mengajar di sana dan mereka langsung praktik di industrinya dan malah ada yang dikirim ke China untuk belajar teknologi yang lebih advance lagi dan sekarang mereka bekerja menjadi bagian dari pembangunan proyek smelter di Sulawesi,” bebernya.
Sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di bidang hilirisasi sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai Rp 375,4 triliun. Pencapaian tersebut 26,5 persen dari total realisasi investasi sepanjang 2023 sebesar Rp 1.418,9 triliun.
“Dari total investasi Rp 1.400 triliun, ini sektor hilirisasi mencapai Rp 375,4 triliun atau 26,5 persen,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dikutip dari Antara, Kamis (25/1/2024).
Secara rinci, realisasi investasi hilirisasi itu terbagi menjadi investasi di sektor mineral, yakni investasi smelter yang mencapai Rp 216,8 triliun. Investasi smelter itu terdiri dari investasi smelter nikel Rp 136,6 triliun, bauksit Rp 9,7 triliun, dan tembaga Rp 70,5 triliun.
Selanjutnya, investasi di sektor pertanian, yaitu CPO/oleokimia sebesar Rp 50,8 triliun. Kemudian, di sektor kehutanan yaitu investasi pulp dan paper sebesar Rp 51,8 triliun.
Berikutnya, di sektor minyak dan gas, yakni investasi petrokimia sebesar Rp46,3 triliun dan sektor ekosistem kendaraan listrik yakni investasi baterai kendaraan listrik sebesar Rp 9,7 triliun.
“Ke depan kita harus dorong di sektor perikanan dan pertanian, kehutanan, lebih masif lagi,” ujar Bahlil.
Realisasi investasi sepanjang 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun, atau melampaui target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar Rp 1.400 triliun (101,3 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja sebanyak 1.823.543 orang.
“Di tahun 2023, target kami dinaikkan Bapak Presiden menjadi Rp 1.400 triliun dan di RPJMN sebesar Rp 1.099,8 triliun, dan alhamdulillah tercapai sebesar Rp 1.418,9 triliun,” kata Bahlil. (*)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps