Lingkar.co – Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka KPLP) Kelas IIB Pati Mualim menyebutkan jumlah warga binaan di Lapas IIB Kabupaten Pati saat ini mencapai 344 orang. Jumlah tersebut melebih dari kapasitas resminya sebesar 197 orang.
“Penghuninya over hampir 80 persen lebih,” katanya, Rabu (31/1/2024).
Ia merinci penghuni perempuan terdapat 13 orang dan laki-laki 331 orang. Sementara, jumlah narapidana jumlah sebesar 275 orang dan tahanan ada 69 orang.
“Lebih agak wow itu, narkotika di Pati ini cuman 115 orang. Sedangkan pidana umum ada 229. Brarti tindak pidana di Kares Pati ini rendah,” ujar dia.
Menurutnya, karena jumlahnya over kapasitas, jadi pelayanannya agak terganggu. Tetutama masalah kesehatan.
Dirinya mencontohkan ketika ada narapidana yang terjangkit penyakit, maka penghuni lainnya sangat berpotensi tertular penyakit tersebut.
“Kalau orang banyak berkumpul, satu kena penyakit, biasanya penyakit gatal langsung menular,” katanya.
Untuk mengantisipasi halbitu, pihaknya selalu mengadakan olahraga pagi dan berjemur bagi seluruh warga binaan Lapas.
“Itu kita lakukan per blok. Ada blok C dan D. Blok C khusus narkoba, kalau D untuk pidana umum,” tuturnya.
Di sisi lain, pihaknya saat ini juga terkendala dengan jumlah penghuni Lapas yang tidak seimbang. Termasuk pihaknya juga belum bisa memberikan kamar khusus bagi tahanan anak-anak.
“Sekarang kami pun tidak bisa memberikan skala prioritas, seperti kamar anak sendiri, kamar sakit sendiri. Kalau kamar lansia sudah berjalan, bisa kita kasih karena jumlahnya lumayan. Namun, memberikan kamar khusus anak, mengingat pidana anak ini jarang, kebetulan saat ini ada satu, kita agak bingung mau kita taruh dimana,” bebernya.
Ia juga menjelaskan bahwa Lapas Pati ini merupakan penunjang dari beberapa Rutan yang ada di sekitarnya. Jadi Lapas Pati sering mendapatkan kiriman narapidana dari daerah sekitarnya. Sehingga, hal ini menjadi salah satu penyebab penghuni Lapas Pati over kapasitas.
“Jadi kalau samping-samping, seperti Rutan Rembang, Jepara, Demak, Kudus, Blora, mau ngirim ke sini kita tidak boleh nolak,” jelasnya.
Namun, pihaknya juga telah melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi jumlah penghuni Lapas. Salah satunya dengan mengirim warga binaan ke Lapas lain yang ada di Jawa Tengah
“Kalau hukumannya tinggi akan kita geser ke Semarang untuk pembinaan lebih lanjut. Kalau narkotika bisa kita usulkan ke lapas-lapas narkotika di Jawa Tengah. Kemarin kita sempat koordinasi dengan Purwokerto, itu kan baru. Isinya belum banyak,” ungkap dia.
Namun, menjelang pelakanaan Pemilu kali ini belum bisa dilaksanakan pengiriman ke Lapas lain, k.ecuali dalam kondisi urgent.
“Harus nunggu Pemilu selesai dulu. Karena terkait pemilihan, terkait DPT. Kecuali urgensi, misalnya perkelahian yang menyebabkan cedera parah yang mengakibatkan masuk rumah sakit. Itu mau nggak mau harus dipindah,” tandasnya. (*)
Penulis: Miftahus Salam
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps