Limbah Kain Jadi Alternatif Pengganti Kapuk

PRODUK: Salah satu warga Desa Kedungbulus Kidul Kec. Gembong Kab. Pati ciptakan Kapuk sintetis dari limbah kain. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)
PRODUK: Salah satu warga Desa Kedungbulus Kidul Kec. Gembong Kab. Pati ciptakan Kapuk sintetis dari limbah kain. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

PATI, JAWA TENGAH, Lingkar.co – Salah satu warga Desa Kedungbulus Kidul Kec. Gembong Kab. Pati ciptakan Kapuk sintetis dari limbah kain.

Selain murah, kapuk sintetis atau dakron warna menjadi alternatif pengganti kapuk randu atau dakron silikon yang harganya lebih mahal. Selasa (24/8/21)

Muryati (45) Desa Kedungbulus kidul RT 01 RW 01 Kec. Gembong Kab. Pati mengklaim selain harganya murah Kapuk sintetis lebih minim debu daripada kasur randu

“Kapuk sintetis selain harga lebih murah dari kapuk randu maupun dakron silikon juga mempunyai kelebihan minim debu dan juga terasa empuk apabila di gunakan untuk isian kasur maupun bantal,” ujarnya.  

Ia mengaku memulai bisnis ini pada 2010, selain ingin mengatasi pencemaran akibat limbah juga ia berniat memberi lapangan pekerjaan bagi tetangga sekitarnya

“Saya Ingin mengatasi pencemaran karena sampah terutama sampah garmen yang sulit terurai dan ingin menciptakan produk yang berkualitas meskipun hanya berbahan limbah,” terangnya.

Ia mengatakan yang dapat di hasilkan dari limbah garmen yakni Kapuk sintetis atau dakron warna untuk isian kasur, bantal, guling, pot bunga, asesoris, melalui proses.

Baca juga:
Terkendala Jarak, Masyarakat Sekarjalak Enggan Urus Akta Kematian

Kain perca dari garmen tersebut di sortir atau di pisahkan dari sampah seperti kertas, plastik, kardus, botol dan lain-lain.

“Setelah bersih dari sampah kain perca lalu di giling di mesin khusus untuk menggiling kain perca setelah itu kain perca yg sudah halus siap untuk isian berbagai kerajinan,” jelasnya.

Rencana Kembangkan Bisnis

Karena melihat potensi bisnis dalam usaha kasur sintetis tersebut ia menyelaminya hingga sekarang, dan berencana ke depan akan terus mengembangkan bisnisnya ini

“Rencana ingin menciptakan mesin giling kain perca yang lebih canggih sehingga dapat lebih meningkatkan kualitas produk serta kapasitas produksi sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen lebih banyak lagi,” tegasnya

Meskipun pandemi ia mengungkap tak pengaruh dengan permintaan pasar yang tak pernah sepi, ia tetap bekerja.

Rata-rata perhari untuk kapuk sintesis sekitar 1-1.5 ton dan kasur bantal dan guling rata-rata per hari bisa terjual 200an untuk pasar lokal.

Baca juga:
PPKM Diperpanjang, Level Turun

Pihaknya menjelaskan jika produknya justru kini telah mendapatkan pesanan yang kebanyakan dari luar negeri.

Selain itu, dalam hal ini ia berharap kepada masyarakat lain untuk bisa memanfaatkan produk lokal sendiri sepertinya.

Ida Istiani, selaku Kepala bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten pati, merespon baik hal tersebut.

“Sangat bagus, kami mengapresiasi kreatifitas seperti ini, kami harap kreatifitas seperti ini terus berlanjut agar nama Pati terkenal dengan kreatifitasnya” jelasnya.

Penulis: cr5

Editor: Galuh Sekar Kinanthi