JAKARTA, Lingkar.co – Didik J Rachbini Ketua Dewan Pengurus Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) mengimbau universitas mengambil peran menjaga Papua.
Sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan meningkatkan pluralitas di lingkungannya.
Menurutnya, dalam webinar “Riset Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua dan Tekanan Kebebasan”, Jakarta, Senin (18/10/2021) masalah Papua bisa diatasi oleh universitas.
Dengan memunculkan suasana pluralitas suku dan budaya di dalam universitas itu sendiri.
“Universitas Papua isinya harus plural. Orang Papua harus masuk kedalam berbagai universitas, seperti Unair, UGM, dan ke mana-mana,” kata Didik.
Baca Juga:
Ketemu Dubes Australia, Kang Emil: Jabar Tempat Favorit Investor
Pluralitas atau kemajemukan tersebut, lanjut Didik, tidak hanya dititikberatkan pada mahasiswa. Dosen harus didatangkan dari berbagai daerah di suatu universitas.
Dengan begitu, pluralitas suku dan budaya yang berbeda-beda menjadi cikal bakal Indonesia bersatu. Bahkan sudah seperti itu sejak kemerdekaan dan Sumpah Pemuda.
Rektor Universitas Paramadina ini menjelaskan, ketika mahasiswa dari suatu daerah mengenyam pendidikan di daerah lain, mereka kemungkinan besar terhindar dari keinginan menjadi kelompok separatis karena telah merasa menjadi satu kesatuan bangsa Indonesia di kampusnya.
Peran Penting Pendidikan untuk Menjaga Keutuhan NKRI
Dengan demikian, Didik menekankan selain kebijakan ekonomi dan militer, pendidikan berperan penting menjaga keutuhan NKRI.
Selain itu, dia menyinggung kesadaran terhadap prinsip sebagai warga negara, yaitu bercerainya kesatuan suatu negara akan menimbulkan korban kemanusiaan yang besar.
Contohnya, Korea Utara-Korea Selatan dan Vietnam Utara-Vietnam Selatan.
Ketua Dewan Pengurus LP3ES Didik J Rachbini mengambil contoh paling sederhana dari sebuah keluarga.
“Satu keluarga pecah sudah punya banyak anak. Itu orang tua, anak, cucu menjadi korban dari perpecahan dan menyesuaikan diri dengan kondisi baru,” kata Didik.
Didik J Rachbini menilai kontribusi dari universitas dan bidang riset masih terbilang kurang dalam memberikan usaha penyelesaian persoalan Papua.
Dia menyarankan agar Indonesia berfokus menemukan solusi sendiri untuk masalah Papua dengan bantuan peran pendidikan. Tidak lagi bergantung pada solusi-solusi dari luar dan berkaca pada kasus negara lain.
Penulis: Antara
Editor: Muhammad Nurseha
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps