Lingkar.co – Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah mengajak Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Wagub Taj Yasin bersepeda santai melakukan napak tilas kemerdekaan di sejumlah lokasi bersejarah di Kota Semarang, Sabtu (16/8/2025).
Selain mereka, ada ratusan peserta sepeda santai yang mengiringi perjalanan mulai dari Kantor PWNU Jawa Tengah di Jl Prof Dr Tjipto Semarang hingga Taman Makam Pahlawan (TMP) Jalan Pahlawan depan Mapolda Jateng.
Di TMP, digelar coffee morning untuk merefleksikan semangat para pahlawan dalam memerdekakan bangsa Indonesiad ari penjajahan.

Ketua PW GP Ansor Jateng, H Muhammad Shidqon Prabowo mengatakan refleksi bersama dengan pendekatan olahraga belum pernah dilakukan. Ini yang pertama kali.
“Biasanya kita kalau refleksi selalu dengan pendekatan serius. Kita kepingin konsep berbeda dengan pendekatan lebih santai suapay fresh,”ujar pria yang akrab Gus Shidqon.

Perjalanan napak tilas itu dilakukan dengan bersepeda bersama-sama. Perjalanan itu dimulai dari Kantor PWNU Jawa Tengah, berlanjut ke daerah Bubakan, Kota Lama, lalu menuju Tugu Muda, melintasi Rumah Sakit Umum Pusat dr. Kariadi, hingga berakhir di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal.
Bagi Gus Shidqon, rute ini bukan sekadar olahraga pagi, melainkan simbol napak tilas jejak perjuangan para pahlawan.
“Dari Kota Lama yang menyimpan kisah perlawanan rakyat, hingga Tugu Muda yang abadi sebagai monumen pertempuran lima hari di Semarang. Semua menjadi pengingat bahwa kemerdekaan bukan hadiah, melainkan hasil pengorbanan”,”tuturnya.
Disela acara napak tilas itu, Taj Yasin menekankan pentingnya menjadikan HUT ke-80 Republik Indonesia dan HUT ke-80 Provinsi Jawa Tengah sebagai ajang refleksi.
“Jawa Tengah dalam memaknai Hari Kemerdekaan harus lebih banyak melakukan introspeksi dan perenungan. Bagaimana para pendiri bangsa memperjuangkan tanah air kita bersama,” ucapnya.
Ia berharap, anak-anak muda perlu mengingat sejarah para pendahulu yang berjuang dan berkorban untuk kemerdekaan RI.
“Salah satunya peran pendiri Nahdlatul Ulama yang menyerukan jihad untuk mengusir penjajah,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, tokoh yang akrab disapa Gus Yasin ini juga menyinggung sosok dr. Kariadi, tokoh kesehatan yang gugur dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang.
“Beliau berjuang hingga akhirnya gugur, tapi pengorbanannya membuahkan hasil: penjajah berhasil diusir dari Kota Semarang. Nanti kita gali lagi kajian tentang dr. Kariadi agar beliau bisa diusulkan sebagai Pahlawan Nasional,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Tengah, Abdul Ghoffar Rozin menekankan, peringatan kemerdekaan tidak hanya berhenti pada euforia, tetapi harus diwujudkan dalam pembangunan manusia.
“Kemerdekaan adalah titik berangkat kita sebagai bangsa. Tugas kita sekarang adalah mengisi kemerdekaan sebaik-baiknya, terutama dengan pembangunan sumber daya manusia. NU ingin memastikan pendidikan, pekerjaan, dan pelayanan di desa tidak kalah dengan di kota,” jelasnya.
Ia menambahkan, salah satu fokus NU adalah meningkatkan kualitas layanan kesehatan, termasuk meneladani perjuangan dr. Kariadi.
“Beliau adalah simbol perjuangan di bidang kesehatan. Ini sejalan dengan ikhtiar NU untuk memperbaiki layanan kesehatan di seluruh cabang NU Jawa Tengah,” tutur Gus Rozin. (*)
Penulis: Husni Muso
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps