Site icon Lingkar.co

Sejarah Segelap, Hingga Lahirnya Kembang Joyo

POTRET: Makam Sentono Pekuwon, tempat makam-makam tokoh besar Pati tempo dulu. (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)

POTRET: Makam Sentono Pekuwon, tempat makam-makam tokoh besar Pati tempo dulu. (MIFTAHUS SALAM/LINGKAR.CO)

PATI, Lingkar.co – Mengulas sejarah tentang Kabupaten Pati tempo dulu memang tidak akan ada habisnya. Sejarah Segelap, hingga lahirnya Kembang Joyo, banyak versi yang menyertai ceritanya.

Kali ini mengambil cerita dari sepenuturan Suharno, juru kunci makam Sentono Pekuwon yang di dalamnya terdapat makam-makam tokoh besar Pati tempo dulu, termasuk diantaranya Sunan Ngerang.

Suharno, juru kunci makam Sentono Pekuwon, menceritakan bagaimana tookoh-tokoh besar yang di makamkan di tempat tersebut dulunya hidup, termasuk diantaranya Sunan Ngerang.

Baca juga:
Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang, Dampak Siklon Surigae

Saat ditemui Lingkar.co, Suharno dengan senang hati menceritakan kisah tentang sejarah jembatan Segelap hingga lahirnya Kembang Joyo, yang di kemudian hari, masyarakat percaya Kembang Joyo akan menjadi penguasa di Kadipaten Pati Pesantenan.

Bermula ketika dulunya Sunan Ngerang memiliki murid bernama Adipati Cokro Joyo. Muridnya Cokro Joyo tersebut memiliki putra bernama Ronggo Joyo.

Baca juga:
‘Ngabuburit’ di Ancol, Berikut Tempat yang Cocok untuk Anda Kunjungi

Ronggo Joyo Menyukai Putri Sunan Ngerang, Roro Pujiwat

Singkat cerita, Ronggo Joyo menyukai salah satu putri Sunan Ngerang, yang bernama Roro Pujiwat. Saat itu Roro Pujiwat merasa tidak tertarik menerima Ronggo Joyo dan sungkan untuk menolaknya.

Untuk itu kemudian Roro Pujiwat memiliki inisiatif untuk memberikan Ronggo Joyo tantangan, Ia baru mau di persunting jika berhasil membawa gapura kaputren kerajaan Majapahit, yang berada di Mojokerto ke padepokan Sunan Ngerang.

Demi mendapatkan cinta Roro Pujiwat, berangkatlah Ronggo Joyo bersama sahabatnya Sapi Gumarang mengambil gapura tersebut.

Baca juga:
Pemprov Jateng Kirimkan Hasil Bumi untuk Korban Bencana Alam di Jatim

Sampai di daerah yang saat ini menjadi Desa Muktiharjo, Dukuh Rendole, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Ronggo Joyo meletakkan gapura tersebut.

Karena merasa Ronggo Joyo adalah anak dari seorang Adipati, kemudian ia memerintahkan sahabatnya untuk membawa gapura tersebut.

Akan tetapi yang bersangkutan merasa tidak kuat jika harus membawa gapura tersebut seorang diri. Akhirnya sahabatnya tersebut hanya membawa ganjal pintunya saja.

Baca juga:
Bupati Juliyatmono Tak Khawatir Sholat Tarawih Banyak Diikuti Jamaah

Roro Pujiwat  Meninggal dan Ronggo Joyo Menghilang, Muksa

Peristiwa tersebut disaksikan seluruh murid Sunan Ngerang, Ronggo Joyo tidak menerimanya. Lalu ganjal pintu tersebut dilempar ke Roro Pujiwat.

Akibat perbuatannya tersebut, akhirnya sang pujaan hati, Roro Pujiwat meninggal dunia dan Ronggo Joyo menghilang, muksa.

Roro Pujiwat  meninggal pada tanggal 15 syakban dengan iringan suara gelap atau halilintar. Kemudian akhirnya daerah tersebut bernama Segelap.

Baca juga:
Serikat Pekerja Tanggapi Dingin Adanya Posko Aduan THR

Segelap terletak di sepanjang jalan Pati-Juwana, tepatnya di sebelah Utara Pom Bensin Mbagu. Masuk ke dalam wilayah Desa Growong Lor, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati.

Setelah hilangnya Ronggo Joyo, kemudian Bapaknya meminta ganti kepada Sunan Ngerang. Kebetulan waktu itu kakak Roro Pujiwat yang merupakan istri dari Sunan Muria sedang mengandung.

Lalu kemudian Sunan Muria berjanji akan memberikan anaknya kepada Cokro Joyo setelah anaknya lahir. Setelahnya lahirlah anak tersebut yang ternyata seorang laki-laki.

Baca juga:
Cegah Mudik, Lakukan Penjagaan di 338 Titik di Jawa Barat

Kemudian untuk bayi tersebut Sunan Ngerang memberinya nama Kembang Joyo. Juga Sunan Muria memberinya nama Joyo Kusumo.

Sedangkan bapak angkatnya, Cokro Joyo memberi nama bayi laki-laki tersebut Kusumo Joyo. Hal ini membuat anak laki-laki tersebut memiliki tiga nama sekaligus. (lam/luh)

Exit mobile version