Bupati Juliyatmono Tak Khawatir Sholat Tarawih Banyak Diikuti Jamaah

MENYATAKAN: Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyatakan Tak Khawatir Sholat Tarawih Banyak Diikuti Jamaah. (PUJOKO/LINGKAR.CO)
MENYATAKAN: Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menyatakan Tak Khawatir Sholat Tarawih Banyak Diikuti Jamaah. (PUJOKO/LINGKAR.CO)

KARANGANYAR, Lingkar.co – Hampir semua masjid di Kabupaten Karanganyar penuh jamaah sholat tarawih. Aturan pembatasan jarak seakan kurang dipatuhi.

Melihat fakta tersebut, Bupati Karanganyar Juliyatmono mengaku tak khawatir itu bakal memicu kenaikan kasus Covid-19. Ia memprediksi kondisi tersebut bakal tak berlangsung lama.

“Kita tetap terus imbau jaraknya (saf) dijaga. Di masjid, kapasitas maksimal 50 persen. Tapi tunggu saja nanti, pasti kapasitas maksimal itu terpenuhi (jemaah berkurang),” katanya kepada wartawan di Karanganyar, Jumat (16/4).

Hijau-Minimalist-Ucapan-Selamat-Sukses-Kiriman-Instagram-3

Baca juga:
Serikat Pekerja Tanggapi Dingin Adanya Posko Aduan THR

Bupati mengapresiasi niat baik seluruh kaum Muslimin yang ingin menunaikan salat tarawih berjamaah di masjid.

Di awal ramadan, biasanya masjid penuh sesak. Tapi niatan itu mengendor di pertengahan Ramadan. Jamaah salat wajib maupun sunah berkurang.

Mereka banyak beralih ke kegiatan sosial seperti berbuka puasa bersama di luar rumah dan ke pusat-pusat perbelanjaan.

Png-20230831-120408-0000

Baca juga:
Pemkab Kudus Gerak Cepat Segera Perbaiki Atap Rumah Warga yang Rusak

Sementara itu dalam kegiatan sholat tarawih keliling yang ia pimpin, Juliyatmono sengaja mengurangi jumlah rombongan. Sambil mengisi kegiatan itu, ia melihat pelaksanaan prokes di masjid.

“Yang pas saya datangi tertib. Semua pakai masker dan salatnya berjarak. Semoga tanpa saya pun, hal itu tetap berlanjut,” kata Bupati.

Panduan pelaksanaan ibadah sudah ia sampaikan ke tempat ibadah. Intinya mengurangi durasi berkerumun dan membatasi jumlah jemaah.

Baca juga:
Cegah Mudik, Lakukan Penjagaan di 338 Titik di Jawa Barat

Sebagai contoh, salat tarawih ditunaikan tanpa didahului kultum atau mengurangi durasi kultum setelah salat Isya. Kemudian imam membaca surat-surat pendek.

“Sebaiknya salat malam dikerjakan di rumah. Itu lebih khusyuk,” kata Bupati. (jok/luh)

Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *