PATI, Lingkar.co – Sunan Ngerang memiliki kontribusi besar dalam perkembangan Islam di pesisir Utara Jawa. Selain itu, Sunan Ngerang yang memiliki nama asli Syaikh Muhammad Nurul Yakin ini juga memiliki sejarah panjang dalam perkembangan Kabupaten Pati.
Makam Sunan Ngerang di Desa Pekuwon, Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tepatnya di kompleks Makam Sentono. Namun, ada juga yang percaya bahwa makam beliau berada di Desa Trimulyo, Kecamatan Juwana, Pati.
Dalam menyiarkan Agama Islam, Sunan Ngerang memiliki banyak pengikut/murid. Di antaranya ialah Sunan Muria, Sunan Kudus, Adipati Pathak Warak, Kapa dan adiknya Gentiri, serta masih banyak lagi.
Di Kompleks Makam Sentono Pekuwon terdapat pula makam Nyai Juminah yang berada persis di samping Makam Sunan Ngerang. Berdasarkan data yang tertera di papan, terdapat makam Joko Pekuwon, KA. Tlogo Mojo, Bupati Paranggaruda, KA. Ngenis, Maling Kenyo, Bupati Cokrojoyo, dan lain-lain.
Menurut Suharno, juru kunci Makam Sentono, Sunan Ngerang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW ke-26. Dalam suatu kisah, Suharno menceritakan bahwa dulu sebelum mendirikan padepokan di bumi pasir putih pulau sejati yang saat ini menjadi Desa Pekuwon. Beliau meminta izin mengajar kepada seluruh Sentono (murid/sahabat beliau), yang saat ini makamnya di sekitar makam sunan Ngerang.
Setelah mengajar di padepokan, suatu hari putri murid Sunan Ngerang, Adipati Patak Wrak menculik putri Sunan Ngerang yang bernama Dewi Roroyono karena suka. Sedangkan putrinya tersebut suka dengan Sunan Muria.
“Kemudian ada sayembara memperebutkan Dewi Roroyono. Bagi yang bisa mengembalikan, maka akan mendapat bumi Sigar semongko. Kemudian, salah satu muridnya Ki Ageng Kapa mengikuti sayembara tersebut. Ia mencuri tombak milik Ki Datuk Lodang, salah satu muridnya Sunan Ngerang di pulau seprapat. Senjata tersebut digunakan untuk melawan Ki Patak Warak yang memiliki senjata Keris Pamengkat Jagat,” ungkapnya.
Lanjut Suharno, murid yang ikut sayembara itu berperang di Mondoliko. Ki Patak Warak berhasil ditombak dan akhirnya kalah. Kemudian Dewi Roroyono kembali lagi kepada Sunan Ngerang.