Perperangan Raden Bambang Kebo Nyebrang dan Raden Ronggo
Di lain tempat, di padepokan Sunan Ngerang terdapat salah satu muridnya yang bernama Raden Ronggo ingin mempersunting putri dari Sunan Ngerang yang bernama Roro Pujiwat. “Tapi baru mau diambil istri kalau bisa membawa pintu bajang ratu dibawa ke ngerang,” imbuhnya.
Namun, ternyata pintu gerbang tersebut sudah keduluan dibawa oleh Raden Bambang Kebo Nyabrang. Lalu dikejarlah Raden Bambang Kebo Nyabrang sampai masuk ke hutan, kemudian keduanya saling berperang. “Sampai disini berperang selama 35 hari. Tidak ada yang kalah dan menang,” terangnya.
Baca Juga:
Tambah Fasilitas hingga Terapkan Protokol Kesehatan
Mengetahui hal tersebut, kemudian Sunan Muria turun dan berkata “Wes le padha lerena sak kloron padha bandhole”. Keduanya lalu berhenti melakukan peperangan. Kemudian tempat tersebut diberi nama Dukuh Randhole (Sak Kloron Padha Bandhole).
Selepas itu, Sunan Muria mengakui Raden Bambang Kebo Nyabrang sebagai putranya. Dan beliau menyuruh anaknya tersebut untuk menjaga pintu tersebut, hingga akhirnya meninggal.
“Sehingga nama pedayangannya sini Raden Bambang Kebo Nyabrang,” pungkasnya.
Banyak Wisata Sejarah di Pati
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata pada Dinas Pemuda Olahraga dan pariwisata (Dinporapar) Pati Ida Istiani mengatakan, ada sejumlah tempat wisata sejarah di Kabupaten Pati. Selain Pintu Gerbang Majapahit di Desa Rondole, ada juga Genuk Kemiri di Dukuh Kemiri, Desa Sarirejo, Kecamatan Pati.
“Kemudian, ada juga Sedang Sani di Desa Tamansari, Kecamatan Tlogowungu. Selain itu, ada juga Bangunan Cagar Budaya merupakan bekas rumah Residen Pati,” ujarnya. (lam/lut)