Lingkar.co – Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei elektabilitas capres. Hasilnya. Prabowo Subianto, menggungguli Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Dalam survei yang dilakukan 2-5 Mei 2023, dengan simulasi tiga nama, Prabowo Subianto, unggul dukungan 34,5 persen dari pemilih kritis.
Sedangkan di urutan kedua, Ganjar Pranowo, dengan 33,3 persen, disusul Anies Bswedan di posisi ketiga dengan dukungan 21,7 persen.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV, Minggu (7/5/2023).
Dia mengatakan, dukungan terhadap Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo, masih cenderung seimbang.
“Ganjar dan Prabowo terutama di satu tahun terakhir bersaing sangat ketat,” ucap Deni.
Oleh karena itu, kata dia, dalam survei terakhir, 2-5 Mei 2023, suara Ganjar dan Prabowo, hanya terpaut kurang lebih satu persen.
“Posisi terakhir pada survei 2-5 Mei, terpaut hanya sekitar 1 persen yang tidak signifikan perbedaannya secara statistik,” jelasnya.
Hal ini mengindikasikan dukungan terhadap Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo, bersaing ketat.
Sementara Anies Baswedan, berada jauh di bawah Prabowo dan Ganjar dengan selisih signifikan 12-13 persen.
Deni menilai, ada kecenderungan penurunan elektabilitas Anies Baswedan dalam satu tahun terakhir saat survei dilakukan.
Ia juga mengatakan, Prabowo terlihat mengambil suara Anies dalam setahun terakhir.
“Pada simulasi tiga nama, masih ada 10,5 persen pemilih kritis yang belum tahu calon yang mau dipilih,” jelas Deni.
Lanjut dia mengatakan, kemungkinan persaingan dua besar pemilihan presiden 2024 adalah antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Metode Survei
Deni menjelaskan bahwa “pemilih kritis” adalah pemilih yang punya akses ke sumber-sumber informasi sosial-politik secara lebih baik.
Hal itu karena pemilih kritis memiliki telepon atau cellphone, sehingga bisa mengakses internet untuk mengetahui dan bersikap terhadap berita-berita sosial-politik.
“Mereka umumnya adalah pemilih kelas menengah bawah ke kelas atas, lebih berpendidikan, dan cenderung tinggal di perkotaan,” ucap Deni.
Pemilih kritis juga cenderung lebih bisa memengaruhi opini kelompok pemilih di bawahnya.
“Total pemilih kritis ini secara nasional diperkirakan 80 persen,” kata Deni.
Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).
RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.
Dengan teknik RDD sampel sebanyak 925 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening.
Margin of error survei diperkirakan kurang lebih 3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.
“Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih,” pungkas Deni.***
Penulis: M. Rain Daling
Editor: M. Rain Daling
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps