Lingkar.co – CEO-Co Founder PT Dagangan Karya Indonesia, Ryan Manafe menyatakan, tidak ada alasan bagi pedagang untuk menjual Minyakita dengan harga lebih dari Rp14 ribu. Sebab, menurutnya, pedangan sudah mendapat untung 10 persen dari harga tersebut.
“Waktu kelangkaan minyak (goreng) tahun lalu (2022), tahun lalu kelangkaan minyak. Bahkan saat Ramadan, saat lebaran, Kementerian Perdagangan mengeluarkan produk yang namanya Minyakita,” ungkapnya kepada sejumlah awak media.
Ryan menjelaskan proses stabilisasi minyak ketika Operasi Pasar Murah di Pasar Bulu, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (15/3/2023).
Produk tersebut, lanjutnya, diharapkan menjadi standar harga minyak goreng di pasar. Saat menjelang Ramadhan ini, Kementerian Perdagangan bekerjasama dengan Satgas Pangan dan juga semua perangkat daerah kembali memastikan supaya Minyakita ini bisa terdistribusi dengan baik.
Sebab, lanjutnya, beberapa waktu lalu sempat terjadi persoalan pendistribusian.
“Maka kami sebagai D1 atau distributor tertinggi dari Minyakita untuk mensupport daerah-daerah melalui Bulog,” bebernya.

Ia melanjutkan, pendistribusian dari Bulog ke pasar, dipantau oleh Disperindag, dan Satgas Pangan Jawa Tengah. Demikian pula dengan pemerintah kabupaten/kota juga turut mendampingi.
“Harga Minyakita itu Rp14 ribu per liter sampai ke tangan pembeli,” tandasnya.
Maka, sambungya, menurut logikanya pedagang tentu harus dapat harga lebih rendah dari harga tersebut, supaya dapat laba dari margin pembelian dengan penjualan.
“Nah, jadi kita support Bulog supaya dapat menjual minyak ke pedagang harganya Rp12.600. Jadi gak ada lagi alasan buat pedagang untuk menjual minyak lebih dari Rp14 ribu. Sebab dia jual Rp14 ribu per liter saja untungnya sudah lebih dari Rp1.400 atau lebih dari 10 persen,” paparnya.
“Jual minyak goreng dengan margin lebih dari 10 persen itu luar biasa,” imbuhnya.
Sebab, menurutnya, pemerintah melalui beberapa suplaier sudah pastikan pedagang untuk menjual Minyakita dengan harga tidak lebih dari Rp14 ribu.
“Maka kita pastikan suplai Minyakita harganya dibawah Rp13 ribu,” tandasnya.
Senada, Perum BULOG Jateng, yang diwakili Akhmad Kholisun menandaskan, sesuai Peraturan Presiden (Perpres) no 25 tahun 2022, pemerintah akan menjaga kesejahteraan harga sepuluh bahan pokok pada tahun 2022 hingga 2023.
Saat ini, ketersediaan minyak goreng mengalami kenaikan harga dan kelangkaan stok di pasaran. Oleh sebab itu, ia berharap kerja sama dengan Dagangan bisa membuat hara stabil sesuai HET yang ditetapkan.
“Dengan adanya kerjasama ini, kami berharap ketersediaan minyak goreng dapat tercukupi, sehingga masyarakat bisa lebih mudah mendapatkan minyak goreng dengan harga terjangkau,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, Muhammad Arif Sambodo, menyambut baik kolaborasi yang dilakukan Perum Bulog dengan Dagangan.
Menurutnya, kegiatan kerja sama tersebut bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok menjelang Bulan Ramadhan sampai saat Hari Raya Idul Fitri.
“Kami percaya dengan adanya kerja sama dengan Dagangan ini akan menjaga stabilitas harga dan stok Minyakita,” ucapnya. (*)
Penulis: Ahmad Rifqi Hidayat