Vaksin Sinovac Belum Masuk Rekomendasi Arab Saudi, Jadi Kendala Pemberangkatan Haji

ILUSTRASI: Vaksin Sinovac buatan perusahaan Sinovac Biotech China belum masuk rekomendasi World Health Organization (WHO) Arab Saudi. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)
ILUSTRASI: Vaksin Sinovac buatan perusahaan Sinovac Biotech China belum masuk rekomendasi World Health Organization (WHO) Arab Saudi. (ISTIMEWA/LINGKAR.CO)

Sarankan Negosiasi Indonesia Kepada Arab Saudi Terkait Vaksin

Namun, menurut Hamid, jika pemerintah Indonesia melakuakn negosiasi terhadap pemerintah Arab Saudi bisa jadi penggunaan Vaksin Sinovac  tersebut diperbolehkan.

“Kalau nanti negosiasinya jalan insya Allah tidak ada persoalan. Dan saat ini mayoritas jamaah posisinya sudah tervaksin. Jadi tinggal nunggu komando kapan berangkatnya,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementrian Kesehatan Haji Arab Saudi telah mengeluarkan surat edaran. Salah satu isinya, bahwa Arab Saudi akan menerima jamaah haji sekitar 60.000 jamaah.

Baca juga:

Kemenag Jateng Siapkan Tiga Skenario Haji Saat Pandemi

Namun, waktu penyelenggaraannya kapan hingga sejauh ini belum ada informasi resmi dari Kerajaan Saudi Arabia (KSA).

Abdul Hamid menyebutkan, dari total 60.000 tersebut, 15.000 diantaranya untuk jamaah lokal Arab Saudi.

Sedangkan 45.000 lainnya untuk jamaah luar Arab Suadi. Namun, secara resmi KSA belum mengeluarkan pengumuman soal penyelenggaraan haji.

Baca juga:

Rahmat Alfian Hidayat, Hafiz Asal Mojokerto Lolos Jadi Imam Masjid Besar di UEA

“Surat edaran ini bukan merupakan surat edaran resmi. Bisa jadi memang informasinya memang benar, tetapi bukan surat edaran resmi dari pemerintah ke pemerintah,” pungkasnya. (lam/luh)