PEKALONGAN – Warga Desa Bodas, Kecamatan Kandangserang terdampak tanah bergerak segera direlokasi ke tempat yang lebih aman dan nyaman. Ada sekitar 95 rumah milik warga yang terdampak tanah bergerak.
“Kami usahakan relokasi dan saya sudah memerintahkan camat dan kepala desa melakukan survei untuk menentukan lahan yang paling memungkinkan atau aman untuk dibangun rumah,” kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi.
Menurut dia, kasus tanah bergerak di wilayah Desa Bodas merupakan siklus tujuh tahunan atau 10 tahunan sehingga warga setempat perlu meningkatkan kewaspadaannya, apalagi curah hujan masih sering mengguyur daerah itu.
Ia mengatakan pemkab segera melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jateng maupun pusat untuk mempercepat penyelesaian pembangunan rumah warga.
Selain itu, kata dia, untuk menghadapi potensi bencana alam, pemkab juga berencana memasang early warning system (EWS) di sejumlah lokasi rawan tanah bergerak di empat kecamatan, yaitu Kandangserang, Paninggaran, Lebakbarang, dan Petungkriono.
“Saat ini sudah memasuki bulan Desember yang biasanya curah hujan cukup tinggi sehingga bisa berpotensi terjadi longsor dan tanah bergerak. Oleh karena, perlu adanya sinergi dan meningkatkan kewaspadaan kemungkinan terjadinya bencana,” katanya.
Komandan Kodim 0710/Pekalongan Letkol CZI Hamonangan Lumban Toruan mengatakan pihaknya siap membantu dan mendorong upaya penanggulangan tanah bergerak di Desa Bodas, Kecamatan Kandangserang.
“Kami berpesan pada warga tetap bersabar untuk menunggu relokasi yang akan dilakukan bertahap oleh pemkab, mulai awal Januari 2021. Hal yang penting lagi, mari tingkatkan kewaspadaan bencana,” katanya.(ara/lut)
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps