Lingkar.co – Anggota komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Blora, Achlif Nugroho Widi Utomo mengingatkab dampak globalisasi teknologi informasi yang berkembang dengan cepat.
Menurutnya, kemajuan teknologi pada era globalisasi teknologi informasi, memungkinkan penggunanya mengakses banyak informasi. Oleh karena itu, ketika akses tersebut tidak diikuti dengan pengetahuan tentang risiko dan konsekuensi, maka dapat merugikan pengguna tersebut.
“Ya manfaatkan media sosial dalam hal ini teknologi informasi dengan bijak, dengan baik untuk sesuatu yang positif. Jangan kemudian dengan akses informasi yang mudah digunakan untuk sesuatu yang negatif,” pesannya kepada Lingkar.co di Blora, Selasa (28/03/2023).
Lebih lanjut ia menerangkan, saat ini sudah semakin banyak remaja dan anak-anak masuk dunia digital dalam kehidupan dunia maya di Internet. Industri web komunitas-entertainment pun berkembang dengan sedemikian pesatnya, termasuk aplikasi percakapan dan media sosial seperti WhatsApp, Twitter, Path, Instagram, Line, Facebook, dan sebagainya.
“Kebanyakan penggemar aplikasi sosial ini adalah remaja-remaja usia sekolah hingga mahasiswa dan bahkan orang dewasa sekalipun. Hal ini merupakan sebuah fakta baru bahwa ternyata remaja-remaja merupakan sasaran empuk yang banyak diincar oleh para pembuatnya,” paparnya.
Menurutnya, perkembangan teknologi juga sangat berkaitan dengan pergaulan bebas pada remaja. Remaja memiliki kemungkinan untuk terkoneksi dengan siapa saja yang tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhinya pada kebiasaan buruk.
Oleh karena itu, ia meminta para pelajar bisa lebih produktif untuk menciptakan hal-hal baru di era yang serba digital ini. Ia juga telah melakukan sosialisasi kepada pepajar dalam berbagai kesempatan, agar bijak dalam bermedia sosial, dan dapar memanfaatkan perkembangan teknologi untuk hal yang bermanfaat.
“Pointnya bagaimana perkembangan teknologi saat ini kepada temen-temen pelajar, pemuda di kabupaten Blora itu harus lebih produktif. produktif dalam hal sesuatu menciptakan kreatifitas yang positif,” ungkapnya.
Terkait dampak dari medsos, yang membuat banyak pelajar terjerumus sex bebas maupun pernikahan dini, Achlif mengajak seluruh steakholder terkait, baik dari pemerintah desa maupun kabupaten Blora untuk bergerak bersama untuk mengentaskannya.
“Minimal awal ini tindakan kita melakukan sosialisasi bersama bahwa pernikahan dini itu tidak baik dan lain sebagainya. Jadi edukasi terkait seks bebas dan sebagiannya itu kita berikan ke pelajar kita, untuk efek negatifnya. sehingga harapan kita mereka tidak melakukan lagi,” terangnya.
Selain itu, Aclif juga mengakui jika pandemi Covid-19 yang telah melanda beberapa tahun lalu ikut berdampak pada dunia pendidikan. Maka dari itu dirinya pun mengajak kepada orang tua untuk lebih melakukan perhatian serta pengawasan.
“Iya itu karena sebenarnya efek dari pendemi kemarin, kita tidak ada pendidikan luring, yang ada hanya daring. Kemudian pengawasan orang tua juga kurang, makanya ini seluruh unsur harus bersinergi bergandengan tangan bagaimana didunia pendidikan dalam hal ini sekolah, orang tua wali murid pun kita ajak bersama-sama untuk itu,” terangnya. (*)
Penulis: Lilik Yuliantoro
Editor: Ahmad Rifqi Hidayat
Dapatkan update berita pilihan dan terkini setiap hari dari lingkar.co dengan mengaktifkan Notifikasi. Lingkar.co tersedia di Google News, s.id/googlenewslingkar , Kanal Telegram t.me/lingkardotco , dan Play Store https://s.id/lingkarapps